Mitigasi Bencana
Sulbar Kian Rawan Bencana, Ahli Geologi Unhas Desak Pemprov Sulbar Masifkan Edukasi Mitigasi Bencana
Kabupaten yang paling merasakan dampak dominan adalah Kabupaten Majene, Mamuju, Mamuju Tengah, Pasangkayu dan Mamasa.
Penulis: Nasiha | Editor: Ilham Mulyawan
Ia menjelaskan, penyebab longsor di Sulbar dipengaruhi aspek geologi.
Meski suatu wilayah dipenuhi pohon rimbun, tapi belum tentu bisa mengantisipasi longsor.
Tidak selalu pohon yang rimbun tidak longsor, justru ada juga daerah tertentu makin lebat makin mudah longsor.
"Pada daerah-daerah yang disusun oleh batuan-batuan granit besar jika ada air masuk ke dalam dan tertahan proses pelapukan akan sangat cepat," jelasnya
Saat musim hujan, zona-zona bebatuan itu akan menjadi daerah inti vibrasi air dipermukaan sehingga akan mendorong gerakan tanah hingga longsor.
"Penghijauan juga harus melihat aspek geologi. Tidak semua tempat harus kita tanamai pohon-pohon. Ada daerah setelah ditanamai pohon malah mudah longsor. Tapi ada daerah yang ditanami pohon menjadi penahan lereng (tidak longsor)," sambungnya.

Ia menuturkan, wilayah Sulbar khususnya di Kabupaten Mamasa memang daerah batuan granit.
Untuk itu, pemerintah harus mulai menyusun mitigasi utamanya di daerah-daerah rawan longsor
"Hasil mitigasi tersebut kemudian disajikan kepada publik. Supaya publik bisa menilai. Harus ada pertanggungjawaban publik," ucapnya.
Menurutnya, mitigasi paling sederhana bagi warga ialah menghindari daerah lereng yang rawan longsor.
Terkait jalan, pemerintah minimal harus melakukan rekayasa jalan.
"Melibatkan ahli-ahli konstruksi jalan. Apakah perlu ditalud atau dibeton tapi sebelumnya harus memperhatikan aspek geologi. Perlu keseriusan dan perlu orang yang tepat," tukasnya. (*)