Wisata Pantai Barane

Wisata Pantai Barane Majene Penuh Sampah 

Ia menuturkan, kayu-kayu itu malah kerap dikumpulkan masyarakat untuk dijual ke pengusaha batu merah sebagai bahan bakar.

Penulis: Nasiha | Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun-Sulbar.com/Misbah Sabaruddin
Tumpukan sampah kiriman di Wisata Pantai Barane Majene. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE - Wisata Pantai Barane salah satu obyek wisata cukup dikenal masyarakat Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).

Wisata pantai ini berada di Lingkungan Barane, Keluraha Baurung, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene.

Pantai Barane selalu menjadi lokasi berakhir pekan warga Majene, bahkan banyak dari luar Majene menghabiskan waktu berlibur di pantai ini.

Pantai Barane juga bisa dipilih sebagai tempat berenang.

Pantai ini, sering dimanfaatkan pengunjung untuk sekedar olahraga joging, volli pantai dan bola pantai.

Ada juga yang keliling naik perahu menikmati laut Pantai Barane.

Di pantai yang jaraknya sekitar 3 km dari pusat kota Majene, terdapat dermaga kayu disediakan bagi pengunjung.

Dermaga itu menjolok ke laut dengan panjang sekitar 50 meter.

Cocok ditempati bersantai sambil menikmati angin laut, sunrise dan sunset.

Namun beberapa pekan terakhir, pantai ini dipenuhi sampah kiriman.

Kayu-kayu ukuran kecil hingga besar menumpuk di sepanjang pantai itu.

Ada juga beberapa sampah plastik dan botol minuman.

Saenal (30), petugas UPTD Pariwisata Kecamatan Banggae Timur mengaku, kayuk-kayu itu sudah lama ada.

Sampah itu merupakan kiriman dari laut.

"Biasa memang begitu kalau waktu angin timur sekarang. Tapi biasa hilang sendiri terbawa air laut lagi," ujar Saenal kepada Tribun-Sulbar.com yang sedang piket di UPTD Pariwisata di Pantai Barane, Jumat (3/9/2021).

Ia menuturkan, kayu-kayu itu malah kerap dikumpulkan masyarakat untuk dijual ke pengusaha batu merah sebagai bahan bakar.

"Ada tonji berkahnya, karena najual warga. Lumayan untungnya," ucapnya.

Namun ia berharap, Pemerintah Kabupaten Majene bisa memperhatikan Wisata Pantai Barane.

Sebab , di pantai ini masih sangat kurang fasilitas yang bisa dinikmati pengunjung.

Hanya ada Gasebo.

"Masih kurang di sini, cuma Gasebo. Ada tempat bilas untuk pengunjung mandi, tapi pintunya rusak. Tempat penjualan souvenir juga tidak berfungsi," ungkapnya.

Di pantai ini, ada menara dibangun pemerintah, namun pekerjaan mandek.

Karcis untuk masuk di obyek wisata ini baru-baru dinaikan pemerintah dari Rp 3 ribu menjadi Rp 5 ribu.

Tarif ini sudah berlaku sejak September 2021. (*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Misbah Sabaruddin

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved