Keindahan Ibukota Provinsi Sulbar dari Puncak Anjoro Pitu 'Mamuju City'

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Landmark Mamuju City sudah dikenal luas oleh masyarakat Sulawesi Barat (Sulbar) sebagai salah satu destinasi wisata.

Berada di Puncak Anjoro Pitu, Kelurahan Rimuku, Kecamatan Mamuju, Sulbar. 

Layaknya landmark di Hollywood yang terlihat jelas dari Kota Mamuju. 

Jaraknya sekitar 4 kilometer dari kantor Sulbar.

Melewati pendakian terjal sekitar 2 kilometer baru sampai ke Mamuju City.

Di Mamuju City ini pengunjung dapat menikmati eloknya pemandangan Ibukota Provinsi Sulbar.

Sangat cocok dijadikan spot foto dengan latar belakang Kota Mamuju dan Pulau Karampuang.

Di Anjoro Pitu ini, juga terdapat rumah jabatan Bupati Mamuju.

Tepat di bawah landmark Mamuju City.

Soerang warga Saing yang tinggal dekat dari landmark Mamuju City mengatakan, pengunjung remai saat menjelang petang dan pagi.

"Banyak anak-anak muda datang untuk sekedar foto-foto baru pulang lagi, kebanyakan sore dan pagi," ujar Saing kepada Tribun Sulbar.com.

Lalu, tahukah kita tentang Anjoro Pitu dan Mamuju City?

Mamuju City dibangun pada tahun 2014.

Diresmikan bertepatan dengan hari kemerdekaan republik Indonesia 17 Agustus.

Pembangunan Mamuju City diprakarsai Dr H Suhardi Duka, selaku Bupati Mamuju saat itu.

Landmark berwarna putih ini, tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai tulisan terpanjang dengan nomor 6.586.

Memiliki panjang 160 meter dan tinggi 16 meter.

Sementara penamaan Anjoro Pitu sendiri, berarti tujuh pohon kelapa.

Dahulu, di lokasi tersebut pernah tumbuh tujuh pohon kelapa yang berdekatan.

Pohon kelapa tersebut tidak ada lagi, untuk mengenang tempat tersebut dinamai Anjoro Pitu.

Dirancang jadi pusat Kuliner dan UMKM

Puncak Anjoro pitu ini dahulu dirancang Pemerintah Kabupaten Mamuju sebagai pusat kuliner dan UMKM.

Itu sebabnya pemerintah membangun sejumlah gazebo, dari pantaun Tribun-Sulbar.com terdapat 13 gazebo.

Namun, hingga saat ini belum ada satupun pelaku UMKM menjajangkan kuliner, malah gazebo dijadikan sebagai tempat tinggal warga dan sebagai tak terawat.(*)