RSUD Majene

Insentif Nakes Rp 780 Juta Belum Dibayar, Direktur RSUD Majene: Semoga Tidak Lewat Agustus

Sejak 11 bulan terakhir insentif sebesar Rp 7.5 juta per bulan belum dibayarkan selama empat bulan.

Penulis: Nasiha | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Timur
dr Yupie Handayani (Ujung Kanan) dilantik bersama lima pejabat baru di ruang pola Kantor Bupati Majene, Senin (19/8/2019). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE - Sejumlah Tenaga Kesehatan (nakes) bertugas di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Majene mogok kerja.

Ada sekitar 10 nakes mogok kerja.

Alasannya, insentif 11 bulan terakhir tak kunjung dibayarkan.

Rinciannya, insentif empat bulan tahun 2020 dan tujuh bulan tahun 2021.

Insentif sebesar Rp 7.5 juta per bulan belum dibayarkan selama empat bulan.

Jumlah nakes 26 orang.

Jika dikalikan total insentif belum dibayarkan empat bulan mencapai Rp 780 juta.

Sementara insentif tujuh bulan di 2021 dibebankan kepada pemerintah daerah.

Besarannya belum disebutkan.

Menanggapi hal tersebut, Direktur RSUD Majene dr Yupie Handayani menjelaskan alasan lambatnya pembayaran insentif Nakes Covid-19.

Terkait insentif Nakes Rp 7.5 juta per bulan, dr Yupie menjelaskan, sebenarnya untuk insentif tahun 2020 akan diambil dari sisa dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Dinas Kesehatan Majene.

Tapi, sisa dana BOK Dinas Kesehatan tidak memadai untuk pembayaran. Maka RSUD Majene mengusulkan dana carry over ke kementerian kesehatan.

Ia mengaku, di tahun 2020 memang sisa dana carry over dari kementerian kesehatan belum dibayarkan dari pertengahan Agustus sampai Desember.

Saat ini, dana carry over tersebut sudah dicairkan ke rekening keuangan daerah.

"Kemarin alhamdulillah kami dapat konfirmasi dari bagian keuangan bahwa dana carry over untuk RSUD Majene itu sudah masuk di daerah," ungkap dr Yupie kepada Tribun-Sulbar.com melalui Whatsapp, Selasa (3/8/2021).

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved