Banjir Kalukku
Sungai Rarani Meluap, 60 KK di Kalukku Mamuju Terdampak Banjir, Air Mulai Surut
Sebagian besar warga terdampak berada di Dusun Rarani Selatan sebanyak 50 KK, sementara sisanya 10 KK di Dusun Rarani Induk.
Penulis: Suandi | Editor: Nurhadi Hasbi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, sejak Senin (6/10/2025) sore, memicu banjir di Desa Kabuloang.
Air dari Sungai Rarani meluap dan merendam puluhan rumah warga.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mamuju melaporkan sedikitnya 60 kepala keluarga (KK) terdampak banjir tersebut.
Baca juga: Cuaca Sulawesi Barat Hari Ini Cerah Berawan, Hujan Ringan Berpotensi di Beberapa Wilayah
Sebagian besar warga terdampak berada di Dusun Rarani Selatan sebanyak 50 KK, sementara sisanya 10 KK di Dusun Rarani Induk.
“Tidak ada korban jiwa, tapi banjir sempat memutus akses jalan poros Trans Sulawesi dari pukul 18.00 hingga 22.00 WITA,” ujar Kepala BPBD Mamuju, Taslim Sukirno, saat ditemui di Kantor BPBD Mamuju, Jl H Andi Dai, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, Selasa (7/10/2025).
Taslim menambahkan, berdasarkan pemantauan BPBD hingga Selasa (7/10/2025) pagi, air banjir telah surut sepenuhnya dan warga mulai membersihkan rumah masing-masing.
“Saat ini kondisi sudah kembali normal, arus lalu lintas di jalur Trans Sulawesi juga sudah bisa dilalui kendaraan,” ujarnya.
Menurut keterangan warga, air mulai naik sekitar pukul 19.00 WITA, tak lama setelah hujan mengguyur sejak sore.
Ketinggian air di beberapa titik bahkan mencapai lebih dari satu setengah meter, membuat warga kesulitan menyelamatkan barang-barang mereka.
“Airnya cepat sekali naik, rumah-rumah langsung terendam. Kami cuma bisa selamatkan anak dan barang seadanya,” kata Rusdin, salah seorang warga Dusun Rarani Selatan.
Banjir di kawasan tersebut bukan yang pertama kali terjadi.
Warga menyebut, peristiwa serupa kerap melanda desa itu dalam lima tahun terakhir.
Mereka menilai penyebab utama banjir adalah jembatan sempit yang sering tersumbat material kayu dan ranting saat hujan deras.
“Kalau hujan empat jam saja, pasti banjir. Pohon-pohon hanyut menumpuk di bawah jembatan, airnya langsung meluap,” lanjut Rusdin.
Warga berharap pemerintah daerah segera memberikan solusi agar mereka terbebas dari bencana yang terus berulang.
“Kami sudah sampaikan berulang kali, tapi belum ada penanganan. Mudah-mudahan kali ini ada perhatian,” ujarnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Suandi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.