TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Gelaran Sandeq Silumba di Sulawesi Barat akan didukung penuh Kementerian Pariwisata (Kemenpar), untuk masuk kalender nasional hingga internasional.
Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Enik Ermawati mengatakan Sandeq Silumba sangat sesuai dengan program Kemenparekraf, khususnya wisata bahari atau marine tourism yang diinisiasi Menteri.
"Makanya kami siap mendukung promosi agar event ini bisa naik kelas, bukan hanya nasional tapi juga internasional,” ujar Ni Luh saat ditemui di Hotel Maleo Mamuju, Selasa (26/8/2025).
Sandeq Silumba kata Ni Luh memiliki daya tarik unik sebagai wisata minat khusus.
Baca juga: Berkah Dua Putra Juara 1 Sandeq Silumba, Hadiah Rp27 Juta & Janji Beasiswa untuk Anak-anak Pasandeq
Baca juga: Rp671 juta Dibagikan untuk Peserta Sandeq Silumba, Juara Pertama Rp27 Juta Tak Juara Juga Dapat Uang
Meski jumlah wisatawan yang hadir mungkin tidak sebanyak event massal, namun kualitas kunjungan mereka justru lebih bernilai.
“Wisatawan minat khusus ini biasanya tinggal lebih lama (length of stay) sehingga memberi dampak ekonomi lebih besar. Inilah yang sejalan dengan cita-cita Kemenparekraf, yaitu mengejar kualitas wisatawan, bukan hanya kuantitas,” jelasnya.
Ni Luh menambahkan, promosi event bahari seperti Sandeq Silumba tidak bisa dikerjakan secara instan.
Persiapan perlu dilakukan sejak jauh hari, termasuk menggandeng agen perjalanan hingga promosi ke luar negeri.
“Tahun ini kami lihat penyelenggaraan Sandeq Silumba luar biasa. Tahun depan kami siap berkolaborasi lebih besar untuk mendukung dari sisi promosi. Tapi memang harus dipersiapkan dari sekarang, tidak bisa 1–2 bulan menjelang event,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
“Tadi saya berdiskusi dengan Pak Gubernur bagaimana menyatukan visi, sekaligus menggabungkan event bahari di Indonesia dalam satu wadah promosi agar lebih kuat di kancah internasional,” tutur Ni Luh.
Ni Luh juga terkesan dengan masyarakat Bali di Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju yang tetap menjaga tradisi leluhur mereka.
Bahkan, ia merasa seperti berada di Bali saat berjalan bersama Bupati Sutinah.
Menurut Ni Luh, komunitas Bali di Tommo memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata budaya, bahkan bisa menjadi “Miniatur Bali” di Sulawesi Barat.
Namun, ia menilai pengelolaan wisata masih perlu dibenahi.
“Pariwisata itu seperti makanan, kemasannya harus menarik agar diminati. Begitu juga dengan wisata, perlu ditata dan dikemas dengan baik. Kami di Kementerian akan mendukung perlahan-lahan pengembangan potensi wisata di Sulawesi Barat,” ujarnya. (*)