Semua sepakat untuk menjaga Bukit Sigitung dari tangan-tangan yang tak menghormati nilai lokal.
"Kami tidak anti-wisata. Tapi kalau memang mau dijadikan objek wisata, harus ada aturan, pengelolaan yang jelas, dan harus melibatkan warga. Jangan biarkan tempat itu dijamah secara liar. Kami takut alam marah," tutup Suhaeni.
Masyarakat berharap pemerintah daerah maupun pelaku pariwisata lebih bijak dalam merancang pengembangan wisata yang berpijak pada nilai-nilai budaya dan kepercayaan lokal.
Sebab, bagi mereka, alam bukan sekadar lanskap ia juga penjaga keseimbangan hidup.(*)
Laporan wartawan Tribun Sulbar.com Anwar Wahab
Baca tanpa iklan