TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE – Meningkatnya kunjungan ke Bukit Sigitung di Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, justru menimbulkan keresahan di tengah warga sekitar.
Akibatnya, masyarakat Kelurahan Baruga Dhua memasang baliho besar berisi imbauan larangan memasuki area tersebut.
Pemasangan imbauan itu bukan tanpa alasan. Warga yang mayoritas petani mengaku geram dengan ulah sebagian pendaki yang dianggap merusak lingkungan dan mengganggu ketertiban.
Baca juga: Lurah Baruga Dhua Tegaskan Bukit Sigitung Majene Bukan Tempat Wisata Warga Terganggu Ulah Pengunjung
“Bukan tempat wisata, itu jalan kebun warga,” tegas Lurah Baruga Dhua, Suhaeni, saat dikonfirmasi Tribun-Sulbar.com via telepon, Senin (16/6/2025).
Menurut Suhaeni, lokasi Bukit Sigitung sejatinya merupakan jalur pertanian yang sehari-hari digunakan warga untuk bertani.
Namun, seiring viralnya tempat itu di media sosial, jumlah pengunjung meningkat tajam tanpa disertai dengan perilaku yang bertanggung jawab.
Keluhan utama warga adalah soal sampah yang berserakan di kebun, terutama di lahan bawang.
Bahkan, sisa makanan kerap diseret hewan liar seperti anjing, hingga mencemari area pertanian.
“Tanaman warga rusak karena sisa makanan pendaki. Mereka buang sampah sembarangan, bahkan ditemukan juga bekas obat kuat dan kondom. Ini yang sangat mengecewakan,” ujar Suhaeni.
Beberapa warga menduga, pasangan muda-mudi melakukan tindakan tak senonoh di lokasi.
Hal ini memperkuat keputusan warga untuk menutup akses jalan menuju Bukit Sigitung dari wilayah Baruga Dhua.
Penutupan akses dan pemasangan baliho imbauan bukan keputusan sepihak. Suhaeni menyebut kebijakan itu telah dirapatkan bersama unsur kelurahan, warga, dan Bhabinkamtibmas.
“Kami tidak anti-wisata. Tapi kalau mau dijadikan objek wisata, harus ada pengelolaan, regulasi, dan melibatkan warga. Jangan dibiarkan liar begini,” tegasnya.
Warga berharap, jika Bukit Sigitung benar-benar ingin dikembangkan sebagai destinasi wisata, maka pemerintah dan pihak terkait perlu turun tangan menyusun rencana yang matang demi menjaga lingkungan serta mata pencaharian para petani.(*)
Laporan wartawan Tribun-Sulbar.com, Anwar Wahab