TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE – Dokter-dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Majene akhirnya membatalkan niatnya untuk mogok bekerja, Senin (24/3/2025).
Sebelumnya para dokter di RSUD Majene ingin mogok kerja karena sejumlah alasan.
Lalu kenapa akhirnya para dokter RSUD Majene ini mengurungkan niatnya untuk mogok bekerja?
Baca juga: Warga Mulai Khawatir Melintas di Jembatan Jl Soekarno Hatta Mamuju Sulbar, Pilar Bengkok
Baca juga: Korupsi Stadion Manakarra Mamuju: Kejati Sulbar Tunggu Fakta Persidangan Tetapkan Tersangka Baru
Batalnya para dokter ini mogok bekerja setelah menggelar pertemua internal antar tenaga medis.
Mereka akhirnya mencapai kata sepakat untuk tetap bekerja seperti biasa.
Keputusan ini diambil setelah adanya dialog dan kesepakatan untuk mencari solusi terkait masalah utang obat yang menghambat kelancaran pelayanan di rumah sakit tersebut.
Ketua Komite Medik RSUD Majene, Dr. Zulfatma, yang sebelumnya memimpin inisiatif mogok kerja, menyampaikan bahwa setelah rapat internal dengan seluruh tim medis, mereka sepakat untuk membatalkan mogok kerja tersebut.
Menurut Dr. Zulfatma isu mogok kerja tersebut pada hari ini dibatalkan dan pelayanan kembali normal.
"Isu mogok kerja dibatalkan, tidak jadi pak, " Kata Dr. Zulfatma saat dikonfirmasi Tribun Sulbar.com via telepon Senin (24/3/2025).
Sementara itu, Plt. Direktur RSUD Majene, Dr. Musadri, menyambut baik keputusan tersebut dan mengapresiasi sikap para dokter yang masih bersedia memberikan pelayanan kepada pasien.
"Kami sangat menghargai pengertian dan kerjasama dari seluruh tenaga medis. Kami berkomitmen untuk segera mencari solusi terkait utang obat dan memperbaiki fasilitas rumah sakit agar pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan dengan baik," ujar Dr. Musadri saat dikonfirmasi Tribun Sulbar.com via telepon.
DPRD Majene, yang sebelumnya juga mendesak penyelesaian masalah ini, berencana untuk memfasilitasi pertemuan antara pihak rumah sakit dan bupati Majene guna membahas langkah-langkah penyelesaian jangka panjang.
Dalam pertemuan tersebut, diharapkan dapat dicapai solusi konkret yang tidak hanya mengatasi masalah utang obat, tetapi juga perbaikan fasilitas rumah sakit yang sudah sangat memprihatinkan.
Dengan keputusan ini, pelayanan di RSUD Majene kembali berjalan normal, dan para pasien dapat melanjutkan perawatan tanpa adanya gangguan lebih lanjut.
Meski demikian, para tenaga medis tetap berharap ada perhatian serius dari pemerintah dan pihak rumah sakit untuk menyelesaikan masalah yang telah mengganggu kualitas pelayanan kesehatan di wilayah tersebut.
Pada berita sebelumnya disebutkan, RSUD Majene memiliki utang obat-obatan hingga Rp 11 Miliar.
Laporan wartawan Tribun Sulbar.com Anwar Wahab