TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE – Aksi demonstrasi yang berujung bentrok di Kampus Stikes Bina Bangsa Majene (BBM) meninggalkan luka mendalam, terutama bagi para mahasiswi yang menjadi korban kekerasan.
Beberapa dari mereka mengalami trauma berat hingga memilih untuk sementara waktu pulang ke kampung halaman demi menenangkan diri.
Baca juga: 5 Mahasiswi STIKES BBM Majene Korban Kekerasan Saat Demo Sudah Visum di Rumah Sakit
Baca juga: Demo HMI di Stikes BBM Majene Ricuh, Kampus Tegaskan Skorsing Sudah Sesuai Aturan
Salah satu mahasiswi, Ery, mengaku masih dalam kondisi syok setelah mengalami pemukulan saat bentrokan terjadi.
Baginya, kejadian ini sangat membekas, terlebih karena seumur hidupnya baru kali ini ia mengalami kekerasan fisik dari seorang laki-laki.
"Saya pulang kampung, Kak, karena masih ada rasa trauma sampai saat ini. Seumur hidup, baru kali ini saya dipukul sama laki-laki," ungkapnya saat dihubungi Tribun Sulbar.com via whatsapp.
Ketakutan dan trauma mendalam tak hanya Ery, beberapa mahasiswi lainnya juga mengalami ketakutan yang luar biasa.
Ada yang enggan keluar ruangan, menangis histeris, hingga mengalami gangguan psikologis akibat kekerasan yang mereka saksikan dan alami.
Ia menambahkan, Ikatan Alumni STIKES BBM Kabupaten Majene, sudah mendesak oknum pelaku pemukulan terhadap mahasiswa STIKES BBM saat aksi demonstrasi HMI, Kamis 13 Maret 2025 lalu, diproses secara hukum.
Menurutnya Ketua IKA STIKES BBM Majene, Muhammad Jafar, menyampaikan, sebagai ketua IKA pihaknya telah mendapatkan laporan bahwa terdapat 6 orang mahasiswa STIKES BBM, yang diduga menjadi korban pemukulan oknum massa aksi HMI.
“Ya kami sudah konsultasi juga ke IKA STIKES atas kejadian ini, olehnya itu, sebagai alumni pihaknya menekankan agar kasus dugaan pemukulan terhadap mahasiswa STIKES BBM tersebut, diproses secara profesional berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku, "ungkap Ery.
Ia menyampaikan, kampus yang seharusnya menjadi tempat aman untuk belajar baginya justru berubah menjadi zona konflik yang meninggalkan luka fisik dan mental baginya dan mahasiswi lain.
Untuk diketahui hingga saat ini, beberapa korban telah melapor ke pihak kepolisian untuk meminta keadilan atas tindakan kekerasan yang mereka alami.
Mereka berharap kejadian serupa tidak terulang lagi dan pelaku kekerasan bisa bertanggung jawab atas perbuatannya.
Laporan Wartawan Tribun Sulbar.com Anwar Wahab