Semenjak itu, Pejabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Polman I Nengah Sumandana mengatakan saat ini Polman krisis penanganan sampah.
Disebutkan tumpukan sampah sudah mulai kembali menggunung di sejumlah titik, seperti di pasar, jalan, dan lahan kosong.
"Sejak ditutupnya lokasi penampungan sampah sementara di Desa Laliko, Campalagian, sampah tidak lagi pernah di angkut jadi menumpuk," kata I Nengah Sumandana saat RDP di DPRD Polman, Selasa (15/10/2024) kemarin.
Dia mengatakan pengangkutan sampah dari titik-titik tumpukan tidak lagi diangkut sejak 1 September 2024.
Sampai 15 Oktober 2024 saat ini sampah-sampah tersebut kata I Nengah masih menumpuk tidak tertangani.
Mengeluarkan bau busuk menyengat, sehingga Pemda Polman berencana membangun daur ulang sampah di lahan produktif ini.
"Tiap hari produksi sampah di Polman ini bisa sampai lima truck, kalau hal ini tidak di atasi maka akan semakin menumpuk," lanjutnya.
Dia mengatakan saat ini Polman telah menghadapi krisis penanganan sampah, sebab tidak adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) permanen.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli