Masalah pencemaran lindih ini pun butuh penanganan khusus, jika hal itu dapat teratasi, warga sekitar bersedia jika TPA Paku kembali dibuka.
Kadis DLHK Polman Jumadil mengatakan mesin peralatan yang ada di TPA Paku, dapat mendaur ulang sampah 15 ton dalam sehari.
Disebutkan pengelolaan daur ulang sampah tiap hari dengan jumlah sedikit ini lantaran kurangnya tenaga manusia yang siap bekerja di lokasi.
Jumadil mengaku telah bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat, termasuk para kalangan mahasiswa di sekitar lokasi TPA Paku.
Pertemuan ini untuk merekrut masyarakat yang bermukim tidak jauh dari TPA Paku untuk menjadi pekerja di mesin atau daur ulang sampah.
"Untuk itu saya menyarankan agar mesin pengelolaan sampah di TPA Paku, harus kembali kita coba, untuk daur ulang sampah," terang Jumadil saat rapat berlangsung.
Ia menyampaikan selain daur ulang sampah, metode pembakaran sampah yang diatur dalam undang-undang lingkungan hidup akan diuji coba.
Selain itu, Jumadil menyebut saat ini sudah ada tiga TPS3R yang berfungsi di Kecamatan Polewali.
Berfungsinya TPS3R ini untuk meminimalisir terjadinya tumpukan, sampah di daur ulang lalau dibawa ke Bank Sampah Sipamandaq.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli