Beban pokok pendapatan US$650,99 juta, naik dari sebelumnya US$614,69 juta.
Namun, laba bruto masih naik per September 2023 menjadi US$286,90 juta dari sebelumnya US$259,08 juta.
Salah satu beban ialah peningkatan konsumsi bahan bakar seperti High Sulphur Fuel Oil (HSFO) yang naik menjadi 1,25 miliar barel per kuartal III/2023 dari sebelumnya 880.724 barel.
Namun, harga HSFO turun menjadi US$80,82 per barel dari sebelumnya US$89,61 per barel.
INCO membukukan laba bersih US$221,08 jut atau sekitar Rp3,42 triliun per September 2023.
Laba tersebut naik 31,29?ri US$168,38 juta per September 2022. Selain itu, selama kuartal III/2023, PT Vale telah menginvestasikan belanja modal sebesar US$65,7 juta, meningkat dari US$60,8 juta yang dikeluarkan pada kuartal II/2023.
Peningkatan ini terutama dialokasikan untuk belanja modal keberlanjutan dan pertumbuhan.
"Meskipun terdapat pengeluaran yang lebih tinggi, Perseroan tetap mampu mengelola kas secara hati-hati dan melaporkan saldo kas dan setara kas sebesar US$768,4 juta pada 30 September 2023, naik dari US$719,9 juta pada 30 Juni 2023," papar Chief Financial Officer INCO Bernardus Irmanto dalam siaran pers, Jumat (27/10/2023).
Dari sisi penjualan, INCO menjual nikel dalam matte 50.435 ton pada Januari-September 2023, naik dari 44.347 ton per September 2022.
Namun, harga realisasi penjualan turun menjadi US$18.596 per ton per September 2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$19.703 ton.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Profil PT Vale Indonesia Sponsor Baru PSM Makassar: Perusahaan Tambang Nikel Berlaba Belasan Triliun, danĀ Gebrakan Awal Tahun 2024 PSM Makassar Disponsori PT Vale, Sadikin Aksa: Ini Bentuk Kepedulian