Buaya Mamuju Tengah

Buaya Tak Diberi Makan, BBKSDA Mamuju Tagih Janji Pemkab Mateng dan Perusahaan Sawit

Penulis: Abd Rahman
Editor: Munawwarah Ahmad
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penangkaran buaya di Desa Babana Kecamatan Budong-Budong, Mamuju Tengah, tampung 28 ekor buaya mulai dari ukuran 1 meter hingga 5 meter.

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), menanggapi soal puluhan buaya di penangkaran di Mamuju Tengah yang kekurangan pakan.

Kini 28 ekor buaya di Desa Babana, Kecamatan Bodung-budong,Mamuju Tengah itu mulai kelaparan karena kekurangan pakan.

Pengelola penangkaran hewan predator itu sudah tidak sanggup memelihara akibat tak punya ongkos beli pakan.

Menanggapi hal itu Kepala Resor BBKSDA Mamuju Busman mengatakan, pihaknya akan menemui Asisten III Pemkab Mateng untuk membahas soal pengelolaan pakan buaya itu.

Karena sebelumnya, Pemkab Mateng dan perusahaan sawit sudah bersepakat untuk biaya pakan buaya di penangkaran.

"Waktu rapat kemarin sudah ada kesepakatan Asisten III Pemkab Mateng dan perusahaan untuk biaya pakan buaya. Kami akan temui dulu asisten," ungkap Busman saat dihubungi Tribun-Sulbar.com, via telepon, Senin (28/8/2023).

Selain itu, dia juga sudah melaporkan ke pimpinan BBKSDA Makassar terkait nasib buaya yang sudah kekurangan pakan.

"Nanti pimpinan saya (BBKSDA Makassar) yang tagih janji Pemkab Mateng untuk mengurusi buaya-buaya yang ada di penangkaran," tandasnya.

Akhir-akhir ini sepi pak, bahkan kadang tidak ada pengunjung sama sekali, " Kata pengelola penangkaran buaya di Mamuju Tengah, Rusli saat ditemui di lokasi penangakaran Dusun Babana Timur Desa Babana Utara, Senin (28/8/2023).

Rusli menuturkan, buaya di penangkaran seringkali tak diberi makan, lantaran pengelola semakin kesulitan biaya pakan

Alhasil, jadwal makan puluhan buaya di penangkaran tidak menentu.

Kata Rusli, sebelumnya dalam sebulan pengelola dapat mengumpulkan uang sebesar Rp 500 ribu sumbangan dari para pengunjung.

Namun sejak beberapa bulan terkahir ini pengunjung sepi, sumbangan juga berkurang.

"Dulu agak lumayan pak, bisa dapat Rp500 ribu dalam sebulan, tapi sekarang sudah sangat kurang sekali bahkan tidak ada," keluhnya.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Abd Rahman