TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Keluarga pasien rumah sakit Regional Sulbar kecewa atas pelayanan diberikan kepadanya.
Abdul Latif yang sedang mengantar neneknya ke rumah sakit menceritakan bagaimana pelayanan di RS Regional Sulbar di Martadinata tersebut.
"Kami tiba di RS minta kursi roda, tapi satupun tidak ada kami dapat kami berpencar cari, keponakan saya dapat tapi tidak dikasi katanya perawat ada yang pakai meskipun disitu kosong tidak sedang digunakan," kata Abdul Latif saat dihubungi, Senin (17/4/2023).
Tidak berselang lama, dirinya kembali bertanya kursi roda rumah sakit karena neneknya sudah lama di atas mobil.
Namun, jawabannya dirinya tetap diminta menunggu.
"Kami cek diarahkan ke poli disana tidak ada tempat dan kursi roda. Akhirnya kami turunkan dari mobil karena sangat kesakitan dan harus baring, kami turunkan hanya beralaskan jaket di bagian luar rumah sakit regional," ungkap Abdul Latif.
Abdul Latif sempat protes kepada pihak satpam kenapa kursi roda tidak ada, karena bukan kali pertama dialaminya tapi berulang.
"Waktu adaji kursi roda saat kami cari bagian di dalam. Tapi kenapa tadi ini sudah sangat tidak manusiawi. Ini sudah tidak manusiawi. Kami sangat menyayangkan pelayanan RS regional seperti ini. Sedih sekali tadi saya liat orangtua saya dikasi terlantar diluar RS," ujarnya.
Dikomfirmasi, Direktur RS Regional Sulbar dr Erna mengungkapkan pasien ditegur oleh satpam.
Namun, dirinya tidak menjelaskan kenapa pasien ditegur.
"Dipanggil masuk ke dalam tapi tidak mau baringji di depan pintu. Satpam yang tegur," singkatnya.
Saat coba dikonfirmasi lebih detail maksudnya ditegur satpam, dirut RS Regional sudah tidak menjawab.
Pesan WhatsApp dikirim Tribun-SUlbar.com hanya dibaca saja.
Sementara telepon tak dijawab.
3 kali panggilan dibiarkan berdering sementara dua panggilan lainnya direject alias sengaja dimatikan.