TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Peternak sapi di Padang Malolo, Kelurahan Sinyonyoi Selatan, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), belum mendapat informasi terkait pengobatan anti biotik ternak sapi.
Peternak sapi Muhammad Yusuf mengaku, usai belasan sapi mati di Padang Malolo belum ada petugas yang turun untuk mengobati sapi atau mendapat semprot disenfektan terhadap sapi yang masih hidup.
"Kalau untuk di wilayah saya (Padang Malolo) ada 18 ekor sapi mati mendadak, dan saya belum dapat informasi terkait pengobatan sapi,"ungkap Yusuf saat dihubungi Tribun-Sulbar.com, via telepon, Rabu (15/2/2023).
Bahkan menurut Yusuf, rata-rata sapi yang mati itu karena sudah mendapat vaksin pertama dari petugas kesehatan hewan Dinas Tanaman Pangan Holitkultura dan Peternakan (DTPHP) Mamuju.
"Beberapa waktu lalu itu sapi-sapi disini (kampung) divaksin dua kali, setelah vaksin pertama disitumi mulai sapi mati satu persatu," ungkap Yusuf.
Dia menduga, kematian sapi memang disebabkan karena vaksin pertama dan sapi pertamakali mati usai mendapat suntikan vaksin.
"Jadi saya meduga memang gara-gara vaksin ini sampai sapi saya mati," terang Yusuf.
Menurutnya, justru sapi yang tidak mendapat vaksin itu tidak mati dan masih sehat-sehat, meskipun ada beberapa yang mati.
"Ternak sapi di Padang Malolo sudah sangat sedikit karena kebanyak sudah mati," bebernya.
Yusuf menyebutkan, rata-rata harga satu ekor sapi itu sampai Rp 8 juta hingga Rp 9 juta.
Sehingga, jika dihitung total kerugian peternak sampai puluhan juta rupiah.
Sebelumnya, sebanyak 4 ekor sapi di Lingkungan Sampoang, Kelurahan Sinyonyoi Selatan, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) dinyatakan positif jembrana.
Hal itu diketahui setelah uji laboratorium di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), beberapa waktu lalu.
Dari tujuh sampel darah sapi dikirim ke Balai Besar Veteriner Maros, hanya empat ekor sapi terpapar virus jembarana.
"Kemarin setelah dilakukan pengambilan sampel dan dikirim ke Maros, ternyata ada 4 sapi yang positif Jembarna," ungkap Kabid Peternakan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan(DTPHP) Kabupaten Mamuju Muhammad Amrin saat dikonfirmasi via telepon, Selasa (14/2/2023).(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Abd Rahman