Harga BBM Naik

Pelajar di Mamuju Mulai Rasakan Dampak Kenaikan Harga BBM, Uang Jajan Berkurang

Penulis: Fahrun Ramli
Editor: Nurhadi Hasbi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu pelajar Ardiansyah yang ditemui di SPBU Kali Mamuju Jl Insinyur Juanda Kelurahan Mamunyu, Kabupaten Mamuju, Sulbar, Jumat (16/9/2022). Ia mengeluh dampak kenaikan bbm sudah dirasakan.

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Para pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) mulai mengeluhkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite.

Sejak perubahan harga pada 3 September 2022, dari Rp 7.500 menjadi Rp 10 ribu per liter untuk pertalite.

Salah satu pelajar SMKN 1 Mamuju, Ardiansyah mengaku uang jajan berkurang untuk beli pertalite.

Baca juga: Pasca Kenaikan Harga BBM Bersubsidi, Tiap Hari Antrean Kendaraan Mengular di SPBU Kali Mamuju

Baca juga: Harga Beras di Pasar Mamuju Naik, Kini Rp 10 Ribu per Liter, Imbas Kenaikan Harga BBM

Setiap hari ia menggunakan sepeda motor dari rumahnya di Desa Bambu menuju sekolah.

Ia mengaku sebelum bbm naik, cukup beli Rp 10 ribu di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sudah cukup untuk dua hari.

"Sekarang harus ki beli Rp 20 ribu, itu pun hanya di pake satu hari, uang untuk jajan berkurang," terang Ardiansyah saat di temui di SPBU Kali Mamuju, Jl Insinyur Juanda, Kelurahan Mamunyu, Jumat (16/9/2022).

Belum lagi, pertalite eceran juga sudah mengalami kenaikan menjadi Rp 13 ribu per botol.

"Dulunya kalau ada uang Rp 10 ribu sudah dapat satu botol sekaran tidak lagi," lanjutanya.

Dia pun harus memilih mengisi pertalite di SPBU, karena lebih banyak dibandingkan eceran.

Meski ia harus rela antre sekitar 10 menit, karena kendaraan roda dua padat.

Begitu pula dengan pelajar lainya, Abdullah yang juga menggunakan sepeda motor menuju ke sekolah.

Antrean roda dua di SPBU Kali Mamuju, Jl Insinyur Juanda, Kelurahan Mamunyu, Kecamatan Mamuju, Sulbar, terjadi tiap hari setelah bbm subsidi naik, Jumat (16/9/2022). (Tribun-Sulbar.com/Fahrun Ramli)

Ia juga mengeluhkan kenaikan harga bbm yang sudah berlangsung selama 20 hari ini.

"Dampaknya baru kita rasakan ini, menambah betul pengeluaran," terang Abdullah saat ditemui.

Untuk mengatasi hal tersebut, ia pun harus sarapan dan membawa bekal ke sekolah.

Itu karena sebagian uang jajan di kantin sekolah harus dialihkan untuk beli pertalite.

Abdullah pun berharap semoga ke depanya pemerintah pusat kembali menambah subsidi bbm agar harganya turun.

Sementara itu, pantauan Tribun-Sulbar.com, di SPBU Kali Mamuju setiap harinya kini terjadi antrean kendaraan.

Antrean itu lantaran warga lebih memilih mengisi di SPBU dibandingkan membeli pertalite eceran atau botolan.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli