TRIBUN-SULBAR.COM - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) terus mendorong terselenggaranya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan penerapan ptorokol kesehatan yang ketat dan strategi pengendalian Covid 19 di sekolah.
Hal ini guna mencegah memudarnya capaian belajar atau learning loss dan memburuknya kesehatan psikis anak-anak Indonesia.
Dikutip dari setkab.go.id, banyak anak-anak di Indonesia yang kehilangan hampir satu tahun pembelajaran sebagai akibat dari pandemi.
"Banyak anak-anak kita yang kesepian dan trauma dengan situasi ini, begitu juga dengan orang tuanya," ucap Nadiem Makarim, Mendikbud Ristek.
Baca juga: Cegah Klaster PTM Terbatas di Sekolah: Pemerintah Terapkan Strategi Prokes dan Deteksi
Baca juga: Ketua IGI Mamuju: PTM Solusi Mengembalikan Semangat Belajar Siswa
Sejak tahun 2020, pihaknya telah melakukan advokasi ke berbagai daerah yang telah dapat melakukan PTM terbatas untuk segera menyelenggarakan dengan persiapan yang matang dan sistem pengendalian yang baik.
Tak hanyaitu, Nadiem Makarim juga mengatakan jika, sudah 40 persen sekolah melakukan tatap muka terbatas.
Akan tetapi, jumlah yang melaksanakan PTM terbatas masih kecil.
"Kalau tidak mau ketinggalan, kita harus tatap muka dengan protokol kesehatan teraman yang bisa dilakukan," terangnya.
Sudah sepatutnya, semua pihak juga mulai memperhatikan dampak permanen dari pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang mengkhawatirkan.
Kebutuhan akan memulai PTM sangat besar, sebanyak 80-85 persen murid-murid ingin kembali ke sekolah.
(Tribun-Sulbar.com/Al Fandy Kurniawan)
Baca juga artikel lainnya terkait PTM