Nelayan Mamuju Mogok

5 Fakta Nelayan Mamuju Sulbar Mogok Melaut, Harga Ikan Tembus Rp 50 Ribu per Kilogram

Editor: Munawwarah Ahmad
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan Nelayan di Jl Andi Dai, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, mogok melaut, Senin (30/8/2021).

Lapak penjual ikan rata-rata tutup hanya ada satu dua penjual itupun stok ikannya terbatas.

Hal itu disebabkan 67 kapal Nelayan Mamuju tidak melaut sejak Senin, (30/8/2021) kemarin.

Mereka tidak melaut karena para nelayan merasa kecewa diwajibkannya sertifikat vaksin Covid-19 untuk mengurus surat persetujuan berlayar.

Pengakuan Rubiah, penjual ikan yang ada di TPI, mengatakan dari tadi subuh kurang pembongkaran ikan.

"Ikan yang ada hari ini itu datang dari nelayan Karampuang, kalau Nelayan pembongkaran ikan besar itu belum ada," ujar Rubiah.

Rubiah menambahkan bahwa harga ikan juga sudah mulai mahal.

"Biasanya saya jualkan ikan Gulalia itu Rp35 ribu per kilogram tapi karna stok ikan kurang, jadi saya jual Rp50 ribu per kilogram," terangnya.

Adapun ikan yang sudah susah diperoleh yakni ikan Batu, ikan tuna, ikan cepa dan ikan gulalia.

Hal itu juga dibenarkan oleh koordinator Nelayan Mammesa, Busman, mengatakan pasti pasokan ikan akan berkurang.

"Seperti ikan tongkol, ikan cakalan dan ikan batu, karena selama ini kami menyuplai ke pasar dan Tempat Pelelangan Ikan," terang Busman.

Ia juga mengatakan hal itu akan berdampak terhadap kenaikan harga ikan.

5. Hari Kedua Nelayan Mogok

Nelayan Mamuju Sulawesi Barat (Sulbar) melanjutkan aksi mogok melaut, Selasa (31/8/2021).

Dari 67 kapal nelayan terdaftar di Aliansi Nelayan Mammesa, tak ada satupun melaut hari ini.

Para nelayan berkumpul di sekretariat Aliansi Nelayan Mammesa, Jl Andi Dai, Kelurahan Binangan, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju.

Halaman
1234