Kisah Nenek Jaonas, Jualan Pisang di Pasar Baru Mamuju untuk Cicil Beras

Penulis: Nasiha
Editor: Hasrul Rusdi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nenek Jaonas (53) penjual pisang di Pasar Baru Mamuju, Jl Abdul Syakur, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Meminjam modal berjualan pisang dengan untung seribu, dua ribu per sisirnya dan menyicil beras. Begitulah cara Nenek Jaonas bertahan hidup.

Nenek Jaonas (53) sudah dua tahun menjual pisang di Pasar Baru Mamuju, Jl Abdul Syakur, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).

Suami Jaonas, Kamil (68) dulu adalah tukang batu. Namun, kini sudah tidak mampu lagi bekerja.

Jaonas dan suaminya berbahasa mandar. Ternyata sebelumnya, ia tinggal di Majene. Tepatnya di Tangnga-tangnga, Kelurahan Labuang, Kecamatan Banggae Timur.

Jaonas dan Kamil sudah 20 tahun tinggal di Mamuju. Tepatnya di Jalan Hapati Hasan, Kelurahan Karema, Kecamatan Mamuju.

Stok pisang ia ambil dari Dusun Ganno, Desa Salletto, Kecamatan Simboro. Sekitar 9 km dari kota Mamuju.

"Lamami nak, adami 2 tahun (jual pisang)," ucap Jaonas, saat ditemui di lapaknya di Pasar Baru Mamuju, Jumat (9/7/2021).

Baca juga: Cerita Harlina Cleaning Service di Mamuju Berjuang Sekolahkan Enam Anaknya

Baca juga: Ketua DPRD Majene Ajak Semua Kalangan Bersinergi Tekan Penyebaran Covid-19

Nenek Jaonas (53) penjual pisang di Pasar Baru Mamuju, Jalan Abdul Syakur, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar). (TribunSulbar.com/Misbah Sabaruddin)

Jenis pisang jualannya, ada Pisang Jawa, Pisang Raja, Pisang Ambon, Pisang Manurung dan Barangan.

Harganya bervariasi, mulai dari Rp 5 ribu, Rp 7 ribu hingga Rp 10 ribu.

Selain pisang, ia juga menjual ubi, serei, lengkuas, nanas dan ubi jalar.

"Penghasilannya, ya begitumi. Adami dimakan, adami dipembayarkan utang. Mapinjamka modal," tutur Jaonas

Nenek Jaonas mulai menjual pagi hingga malam.

Baca juga: Anggaran Ditambah, Bupati Polman Alokasikan 10 Miliar Muluskan Jalan Poros Tutar

Baca juga: Cerita Akram Mahasiswa di Mamuju Punya Tiga Usaha Berbeda, Ada Burung Walet

Penghasilannya menjual Pisang tak cukup memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Untuk makan, ia berutang beras. Lalu dibayar dengan dicicil.

"Beras Rp 270 ribu per karung. Dicicil Rp 10 ribu per hari. Dibayar 27 hari," rincinya.

"Ya lambai tau maitai atuo-tuongan (Ya kita mencari sesuap nasi)," sambungnya.

Halaman
12