Berita Polman

Dinsos Polman Akan Relokasi Lansia Penderita Kusta yang Tinggal di Gubuk Kebun

Cicci selama ini hidup dalam kondisi memprihatinkan lantaran dikucilkan akibat penyakit kusta yang dideritanya.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun Sulbar / Fahrun Ramli
DIASINGKAN - Cicci (71) saat berada di atas gubuk reyot miliknya di kebun berada di Kelurahan Matakali, Kecamatan Matakali, Kabupaten Polman, dia hidup dalam kondisi memprihatinkan lantaran dikucilkan akibat derita penyakit kusta, Kamis (1/5/2025). 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN – Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Polewali Mandar (Polman) akan merelokasi tempat tinggal warga bernama Cicci (71), seorang lansia penderita kusta, pada Rabu (14/5/2025).

Cicci selama ini hidup dalam kondisi memprihatinkan lantaran dikucilkan akibat penyakit kusta yang dideritanya.

Sehari-hari Cicci tinggal di gubuk reyot yang jauh dari permukiman warga serta kerap didatangi ular piton.

Baca juga: Curhat Menyayat Hati dari Seorang Penderita Kusta di Polman, Dikucilkan dan Hidup Penuh Penderitaan

Cicci tercatat sebagai warga Kelurahan Matakali, Kecamatan Matakali, Kabupaten Polman.

Dia tinggal di gubuk yang berjarak sekira 300 meter dari permukiman warga di Kelurahan Matakali.

Gubuk berukuran 2x3 meter tersebut berada di tengah areal perkebunan warga dan dibangun menggunakan bahan ala kadarnya.

Dinas Sosial (Dinsos) Polman telah mengunjungi gubuk Cicci bersama pemerintah kelurahan setempat.

"Rencananya, kita akan merelokasi tempat tinggal Cicci lebih dekat dengan permukiman warga," kata Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Polman, Andi Sumarni, kepada wartawan.

Dia menjelaskan, Cicci akan dibuatkan tempat tinggal baru yang layak huni, sehingga tidak kehujanan lagi.

Serta, tempat tinggal baru untuk lansia ini akan lebih dekat dengan permukiman penduduk setempat.

Akan dilengkapi dengan lampu penerangan agar lansia ini, kata Sumarni, dapat tidur nyenyak tanpa khawatir akan bahaya.

"Relokasi ini merupakan hasil swadaya atau patungan dengan beberapa pihak, seperti anggota DPRD Polman dan beberapa lembaga sosial lainnya," ungkapnya.

Sumarni menyebut, kelengkapan administrasi Cicci juga telah dibuatkan oleh Catatan Sipil (Capil) Polman agar dapat menerima bantuan.

Cicci juga telah mendapatkan bantuan sembako dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Polman secara bertahap dan berkelanjutan.

Sumarni mengaku, pihaknya saat ini telah mendapat lokasi lahan untuk rumah Cicci yang layak huni dan dekat permukiman penduduk.

Sebelumnya diberitakan, Cicci selama ini tinggal di gubuk yang hanya dapat dijangkau dengan berjalan kaki lantaran harus menyeberangi aliran sungai.

Ketika malam tiba, Cicci harus hidup dalam kegelapan karena tidak ada listrik.

Cicci mengaku sebelumnya tinggal bersama kerabatnya di permukiman.

Namun, warga yang melihatnya kerap merasa risih, sehingga membuatnya harus rela dikucilkan.

"Saya dibawa ke sini karena saya sakit, kasihan. Malu kalau dilihat orang," ungkap Cicci dalam bahasa Mandar.

Diakui Cicci, menjalani hari-hari dengan kondisi terkucil terasa sangat berat, apalagi dengan usianya yang sudah tidak lagi muda.

Terlebih, Cicci semakin sulit beraktivitas lantaran jari jemari pada kedua tangannya sudah tidak normal.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Cicci mengaku mengandalkan makanan dari sanak keluarganya.

Jika keluarga telat membawa makanan, Cicci terpaksa mengganjal perutnya menggunakan singkong yang tumbuh di sekitar gubuk.

"Kadang makan ubi kalau kehabisan beras. Biasa adik datang membawa. Kalau air sungai naik, biasa adik telat datang membawa makanan, makanya saya makan ubi di sini," ungkapnya.

Dia mengaku pernah mencoba kabur lantaran tidak tahan tinggal sendiri dengan kondisi terkucil.

Namun, keluarganya marah, yang membuatnya tidak berani lagi mencoba meninggalkan lokasi tempatnya dikucilkan.

Sejak dikucilkan, Cicci mengaku baru tiga kali memeriksakan diri ke dokter. Meski begitu, petugas, diakuinya, kerap berkunjung dan memeriksa kondisinya.

"Sejak di sini mungkin baru tiga kali saya pergi periksa. Petugas juga biasa datang ke sini," katanya lagi.

Dia berharap perhatian agar bisa sembuh sehingga kelak bisa hidup layak di tengah masyarakat.

Dia juga memohon bantuan agar gubuknya dipindahkan ke dekat permukiman, sebab kerap ada ular piton berkeliaran di sekitar tempat tinggalnya saat ini.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved