Literasi
Manisnya Iman
Iman itu sifatnya pribadi atau privat, iman seseorang tidak dapat dideteksi oleh orang lain.
Jadi iman itu bukanlah hal yang statis, bukan hanya sifatnya eskatologis yaitu kepercayaan yang gaib saja, memang kita membaca seluruh rukun-rukun iman itu adalah sifatnya semua gaib, mulai dari beriman kepada Allah sampai kepada hari akhir.
Namun dalam implementasinya, itu sangat terkait dengan ranah sosial kemasyarakatan.
Banyak hadis-hadis Nabi yang menggambarkan hal tersebut, bahwa iman itu berlanjut dengan aksi-aksi sosial, ada dinamisasi iman yang harus diterjemahkan dalam amal atau kerja-kerja sosial.
Dalam teks hadis dikatakan bahwa barang siapa beriman kepada Allah dan hari kemudian, hendaklah menjalin silaturrahim.
Beriman kepada Allah dan hari kemudian, itu sifatnya eskatologis, tetapi kelanjutan hadis tersebut adalah menyambung silaturrahim, itulah implementasi dari iman kepada Allah dan hari akhir.
Ada dua hal yang tidak bisa dipisahkan dari keberagamaan yaitu iman dalam bentuk keyakinan terhadap yang gaib dan implementasi dari dari keyakinan tersebut. Dengan iman seperti diatas kita akan merasakan manisnya iman.
Seperti yang pernah disampaikan oleh Nabi bahwa siapa yang memiliki tiga hal dia akan merasakan manisnya iman, Yang pertama adalah orang yang mencintai Allah dan Rasulnya, diatas dari pada yang lain.
Cinta kepada Allah dan Rasul adalah suatu keniscayaan, cinta seperti inilah yang akan mendapatkan manisnya iman, menjadikan Allah dan Rasul sebagai rujukan utama dalam menjalankan aktifitas kehidupan sosial keseharian.
Kemudian yang kedua, adalah orang mencintai sesamanya tanpa pamrih semata-mata karena didasari Allah.
Cintanya kepada sesama betul-betul ikhlas, tanpa ada embel-embel yang lain.
Kebanyakan manusia banyak dipengaruhi faktor eks dalam melakukan hubungan antar sesama, selalu ada muncul pamrih. dengan demikian akan sulit mendapatkan manisnya iman dalam kehidupannya.
Dan yang terakhir adalah orang yang tidak suka atau kembali ke perbuatan-perbuatan yang tidak baik yang pernah dia lakukan, mereka sudah melakukan pertobatan, dan tidak akan kembali melakukan perbuatan-perbuatan yang salah.
Itulah yang akan mendapatkan atau merasakan bagaimana manisnya iman, bagaimana beragama dengan nyaman.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sulbar/foto/bank/originals/Ilham-Sopu-salah-satu-cendikiawan-Muslim-asal-Kabupaten-Polman.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.