Berita Nasional

Minta Prabowo Subianto Diberi Kesempatan, Mensesneg: Enggak Ada Indonesia Gelap

Demonstrasi yang mengusung tema 'Indonesia Gelap' tersebut bertujuan mengkritisi kebijakan pemerintah dan program Presiden Prabowo Subianto.

Editor: Via Tribun
Laman Presiden Republik Indonesia
INDONESIA GELAP - Presiden Prabowo Subianto saat konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat (6/12/2024). Mensesneg Prasetyo Hadi merespons aksi mahasiswa bertemakan 'Indonesia Gelap' dan meminta agar Prabowo diberi kesempatan, Selasa (18/2/2025). 

TRIBUN-SULBAR.COM - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi buka suara mengenai aksi serentak yang dilakukan mahasiswa pada Senin (17/2/2025).

Demonstrasi yang mengusung tema 'Indonesia Gelap' tersebut bertujuan mengkritisi kebijakan pemerintah dan program Presiden Prabowo Subianto.

Di antaranya mengenai efisiensi anggaran di bidang pendidikan, yang memunculkan kekhawatiran akan masa depan Indonesia.

Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam aksi unjuk rasa Indonesia Gelap melempar botol plastik, bilah kayu, dan sampah ke arah polisi di depan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, pada Senin (17/2/2025)
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam aksi unjuk rasa Indonesia Gelap melempar botol plastik, bilah kayu, dan sampah ke arah polisi di depan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, pada Senin (17/2/2025) (Tangkapan video youtube kompas.com)

Menanggapi hal ini, Prasetyo menghargai upaya mahasiswa untuk mengeluarkan ekspresinya.

Namun, ia menekankan agar narasi yang digaungkan dalam aksi demonstrasi tidak dibelokkan dari apa yang sebenarnya tengah dilakukan oleh pemerintah.

“Inilah ya namanya kebebasan berekspresi, tapi tolong sekali lagi ya jangan membelokkan apa yang sebenarnya tidak seperti itu, mana? Enggak ada Indonesia gelap,” kata Prasetyo, saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Baca juga: 5 Dampak Efisiensi Anggaran Prabowo di Sulawesi Barat, Perbaikan Jalan Batal hingga Pengusaha Cemas

Prasetyo meminta seluruh anak bangsa untuk optimis menyongsong Indonesia bangkit.

Ia pun mendorong seluruh elemen masyarakat untuk percaya kepada kerja-kerja yang dilakukan pemerintahan yang dipimpin Prabowo.

“Jadi, berilah kesempatan juga pemerintahan yang dipimpin Pak Prabowo, baru 100 hari, baru sekian bulan. Banyak sekali masalah, tapi Anda perhatikan bahwa kita terus-menerus mencari cara, mencari solusi, kan begitu,” kata Mensesneg.

“Bahwa itu belum bisa menyenangkan sebuah pihak, mungkin ada pihak-pihak yang masih belum bisa menerima. Bagi kami pemerintah itu biasa,” ucap dia.

Baca juga: 6 Momen Unik HUT Partai Gerindra, Prabowo Teriak Hidup Jokowi, Puji Megawati, hingga Bahlil Disoraki

Prasetyo juga mengimbau mahasiswa untuk lebih jeli dalam menyampaikan aspirasi dan mengkritik kebijakan pemerintah.

“Pertama, menyampaikan pendapat itu adalah sesuatu yang wajar dan biasa saja. Tapi, kalau boleh, saya mengimbau adik-adik mahasiswa untuk lebih jeli,” ucap Prasetyo.

Prasetyo mengatakan, kebijakan efisiensi yang diberlakukan terhadap kementerian dan lembaga tidak berdampak pada sektor pendidikan.

Menurut dia, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Pimpinan DPR RI telah menegaskan detail efisiensi dalam rapat yang digelar pada Jumat, 14 Februari 2025.

Politikus Partai Gerindra ini menegaskan bahwa kebijakan efisiensi tidak akan memengaruhi program Kartu Indonesia Pintar (KIP), Iuran Pengembangan Institusi (IPI), maupun Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

“Bahwa tidak betul itu (berdampak ke sektor pendidikan), tidak ada yang berdampak terhadap pendidikan terutama untuk adik-adik mahasiswa. Masalah KIP, kemudian IPI beasiswa itu tetap semua jalan, LPDP tetap semua jalan,” ujar Prasetyo.

Baca juga: Evaluasi 100 Hari Prabowo - Gibran, Hasil Survei LSI soal Pemberantasan Korupsi dan Penegakan Hukum

Dia juga menekankan bahwa menyampaikan pendapat tidak menjadi masalah, dan pemerintah akan terus menerima masukan karena hal tersebut merupakan bentuk koreksi bagi mereka.

“Kami pemerintah akan terus menerima masukan karena bagi kami masukan-masukan itu adalah koreksi juga kepada kami,” imbuh dia. 

Diberitakan sebelumnya, ribuan mahasiswa menggelar aksi serentak di berbagai kota, termasuk Jakarta, Bandung, Lampung, Surabaya, Malang, Samarinda, Banjarmasin, Aceh, dan Bali.

Tema "Indonesia Gelap" mencerminkan kekhawatiran masyarakat mengenai masa depan negara serta seruan agar pemerintah lebih berpihak kepada rakyat dalam setiap kebijakan yang diambil.

Baca juga: Prabowo Subianto: Ada yang Melawan Saya, Merasa Sudah Menjadi Raja Kecil

Di Jakarta, aksi demonstrasi terpusat di kawasan Patung Kuda, di mana ratusan mahasiswa dan koalisi masyarakat sipil bergabung dalam protes tersebut.

Massa aksi yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengajukan 13 tuntutan kepada pemerintah, menyoroti berbagai kebijakan yang dinilai merugikan masyarakat.

"Aksi ini merupakan panggilan kepada seluruh elemen masyarakat untuk terus mengawal jalannya pemerintahan demi terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat di Indonesia," ujar Bagas Wisnu, Jenderal Lapangan Aksi Indonesia Gelap, dalam orasinya.

(Kompas.com/ Irfan Kamil)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Respons Aksi “Indonesia Gelap”, Mensesneg: Adik-adik Tolong Lebih Jeli…" dan "Mensesneg: Mana? Enggak Ada Indonesia Gelap, Berilah Kesempatan Pak Prabowo"

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved