Human Interest Story
SOSOK Amrullah Syam, Perupa 76 Tahun Pelihara Semangat dengan Patung
Karya Amrullah Syam trio patung tokoh dunia yakni Nelson Mandela, Syekh Jusuf, dan Mahatma Gandi yang berada Anjungan pantai Losari Makassar
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Ilham Mulyawan
"Patung patung ikon daerah di Parepare, Barru, Luwu, Polmas, Toraja, Gowa, Ujungpandang hingga Bulukumba adalah karya-karya kami," ujar Kak Am.
Tentang kiprah perupa Kak Am, Dr Thamrin Mappalahere (67) memberi kesan.
"Kak Am itu sosok kreatif dalam diam. Dia teman dialog dan bekerja yang baik." ujar perupa sekaligus akademisi UNM ini kepada Tribun, Jumat (7/2/2025).
Selain Thamrin, perupa sebaya Kak Am antara lain Dr Dicky Tjandra (69), pematung selamat datang Makassar di Jl Riburane dan Colliq Pudjie di Barru.
Kak Am juga sebantaran dan kerap diskusi budaya dengan pematung otodidak asal Gowa H. Abdul Kadir Dg Tunru (71).
Dg Tunru inilah pembuat "Patung Massa" di pertigaan Paccinnongang, Somba Opu Gowa.
Bagi Kak Am, mematung bukan sekadar rekonstruksi gambar menjadi sculpture.
Bagian tersulit dari patung, jelasnya, adalah "melatakkan" roh dalam karya.
"Bagian itu di muka, ekspesi, dan postur. Mendalami karakter obyek patung bagian tersulit lainnya."
Dibutuhkan riset, bacaan, sejarah, opini, konteks patung itu dibuat.
"Kadang Kak Am, diskusi banyak dengan tokoh, akademisi, subyek bahkan hingga kerabat," ujar Dr Halilintar Latief MA, sahabat Amrullah.
Dr Halilintar adalah budayawan, akademisi UNM, sekaligus peneliti seni dan budaya yang sudah 50 tahun lebih membersamai Amrullah.
Bersama Amrullah, Dr Halilintar menjadi pembina di Badan Koordinasi Kesenian Nasional Indonesia (BKKNI) Sulsel.
Bahkan, tambah AGH Abdul Rahman Asseggaf Puang Makka, seni bagi Kak Am adalah juga urusan langit.
"Sebelum berkarya, Kak Am bisa melibatkan Tuhan." ujar Puang Makka, sahabat diskusi Amrullah di kawasan Benteng Somba Opu, dekade awal 1990-an.
Kini di usia senjanya, Amrullah Syam, mulai banyak mendekatkan diri ke Tuhan.
Puang Makka menyebut, mendoang ayah Amrullah Syam, adalah salah satu perintis organisasi PMII dan Ansor NU di Sulsel, dekade 1950-an.
"Seperti ayah Kak Halilintar Latief, Puang Tiwi itu adalah sahabat Abah saya. Mereka pejuang NU di Sulsel."
Baitul Izzah, rumah zikir di Jl Baji Bicara, adalah salah satu venue diskusi dan menghabiskan waktu bagi Kak Am. (*)
Demi Tanggungjawab di Bandara Mamuju Fadli Tunda Mudik ke Aceh, Tuntaskan Kerinduan via Video Call |
![]() |
---|
SOSOK Nyentrik Ali Jenk Cosplayer Spiderman Bersihkan Masjid di Polman, Pernah Dikubur 24 Jam |
![]() |
---|
KISAH Ahmad Perantau Asal Lamongan, Dagang Pentol Mampu Bangun Rumah Makan untuk Orangtua di Mamuju |
![]() |
---|
KISAH Jurais Penjual Sabut kelapa & Kayu Bakar di Mamuju, Tiap Hari Jalan Kaki 3 Km Demi Cari Uang |
![]() |
---|
KISAH Rikat Penjahit Sepatu di Topoyo, Dipukul Pelanggan Hingga Tak Pulkam Saat Istri Keguguran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.