Kisah Inspiratif

Anak Pendeta di Kampus Islam: Kisah Inspiratif Yeni Lies Temukan Cahaya di Kampus Muhammadiyah

Sebagai seorang mahasiswi Kristen, Yeni merasa diterima sepenuhnya. Tidak ada diskriminasi, tidak ada perlakuan berbeda. 

Penulis: Suandi | Editor: Munawwarah Ahmad
Yeni
Yani dan keluarga saat wisuda di Universitas Muhammadiyah Mamuju 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Di sudut Toraja yang tenang, Yeni Lies memulai langkah besarnya sebagai putri seorang pendeta yang bercita-cita tinggi. 

Ia mengambil keputusan berani, melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Mamuju, sebuah kampus berbasis Islam dengan identitas Muhammadiyah yang kuat. 

Baca juga: Mudik Nataru, Ratusan Penumpang KM Sabuk Nusantara 93 Tiba di Pelabuhan Passarang Majene

Baca juga: Kasus Kebakaran di Pasangkayu Turun Sepanjang Tahun 2024

Di balik langkahnya ini, tersimpan perjalanan yang penuh warna, tantangan, dan pelajaran hidup.

Keputusan Yeni tidak mudah. Sebagai seorang Kristen dari keluarga pendeta, memilih universitas dengan nilai-nilai Islam sempat memunculkan keraguan. 

Namun, Yeni Lies memandang jauh melampaui perbedaan. Ia percaya bahwa ilmu tidak mengenal sekat, dan ia ingin belajar di tempat yang mengedepankan mutu pendidikan serta nilai keberagaman.

Selama hampir empat tahun kuliah, Yeni tidak hanya mendalami ilmu manajemen, tetapi juga membuka diri pada pengalaman baru. 

Ia mengikuti mata kuliah seperti Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, yang tidak hanya memperluas wawasan akademiknya tetapi juga memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. 

Dalam pandangannya, Muhammadiyah bukan sekadar organisasi keagamaan, tetapi sebuah gerakan pencerahan yang mendorong kemajuan dan kepedulian sosial.

"Di Universitas Muhammadiyah Mamuju, saya belajar lebih dari sekadar teori. Saya belajar menghargai perbedaan, menerima keberagaman, dan menemukan harmoni di tengahnya," ujar Yeni kepada Tribun-Sulbar.com, melalui pesan WhatsApp, Jumat (27/12/2024).

Sebagai seorang mahasiswi Kristen, Yeni merasa diterima sepenuhnya. Tidak ada diskriminasi, tidak ada perlakuan berbeda. 

Bahkan, dalam diskusi tentang Islam, ia merasa diperkaya dengan perspektif baru. 

Lingkungan kampus ini memberinya ruang untuk berkembang, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang menghargai pluralisme.

Pada tanggal 16 Desember 2024, Yeni Lies berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan prestasi gemilang. 

Ia menjadi salah satu wisudawan terbaik, lulus tepat waktu dengan nilai yang membanggakan. 

Namun, pencapaian akademik hanyalah salah satu bagian dari cerita hidupnya. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved