Longsor Mamuju

Pemkab Mamuju Belum Kirim Bantuan, Warga 4 Desa di Kalumpang Terancam Kelaparan Imbas Longsor

Warga kesulitan keluar masuk kampung membawa atau membeli kebutuhan pokoknya karena akses jalan yang tidak bisa dilalui kendaraan usai longsor.

Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Abd Rahman
Kondisi longsor di jalur longsor Desa Salumakki, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) 

TRIBUN-SULBAR.COM,MAMUJU  - Dua ribu jiwa penduduk di Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) terancam kelaparan. 

Keadaan ini karena akses keluar masuk desa terdampak longsor. 

Longsor terjadi akibat hujan deras mengguyur wilayah Kecamatan Kalumpang pada Rabu (18/12/2024) lalu.

Akibatnya, kendaraan roda dua maupun roda empat tidak bisa melintas.

Baca juga: Pohon Tumbang Depan Anjungan Pasangkayu Rusak Trotoar

Baca juga: Berkah Nataru, Penjual Telur Ayam di Mamuju Tengah Jual 1000 Rak Dalam Tiga Hari

Sementara warga makin kesulitan keluar kampung halaman mencari dan membeli kebutuhan pokoknya karena akses jalan sulit dilalui. 

Hingga berita ini diturunkan, pemerintah kabupaten Mamuju belum mengirimkan bantuan. 

"Sampai sekarang akses jalan tertutup longsor (terputus), karena sampai sekarang tidak ada alat berat dari pemerintah daerah yang diturunkan," kata Kepala Desa Salumakki Sopater saat dikonfirmasi Tribun-Sulbar.com, Senin (23/12/2024).

Sapoter menyebut, empat desa yang terisolir itu yakni Desa Salumakki, Desa Lasa, Desa Karataun, dan Desa Siraun.

Selain jalan yang tertutup material longsor, ada juga jalan yang tergerus atau putus akibat hujan deras beberapa hari ini.

Kejadian itu kata dia, warga di empat desa itu merasa kesulitan mendapatkan bahan pokok untuk kebutuhan sehari-hari.

"Apalagi jelang hari Raya Natal ini, warga sulit dapat sembako. Akhirnya untuk saat ini warga makan apa adanya hanya ubi kayu dan nasi saja," ujarnya.

Lanjut Sapoter, warga yang terdampak bencana longsor ini juga tidak bisa membeli kebutuhan pokok seperti ikan, minyak hingga bumbu dapur untuk keperluannya menjelang Hari Raya Natal 2024 ini.

"Meraka terpaksa memanfaatkan hasil-hasil kebunnya dengan makan nasi dan ubi. Cuman untuk lain-lainya kayak minyak goreng dan ikan tidak bisa lagi kasihan," bebernya.

Dia menambahkan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan PUPR Pemprov Sulbar namun sampai ini belum ada alat berat dikirim ke desa tersebut.

"Sekarang alat berat tidak naik, saya tidak tahu apa alasan pemerintah," pungkasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved