Berita Polman
Legislator Hamzah Syamsuddin Tegaskan PIP Bantuan Pendidikan Nasional: Bukan Alat Politik!
PIP, tegas Hamzah, adalah jembatan bagi anak-anak bangsa untuk meraih pendidikan. Bantuan ini, katanya, hadir untuk membuka peluang bagi mereka
TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN – Di sebuah hari yang tenang di Polewali Mandar, Hamzah Syamsuddin, Legislator Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Polman dari Partai Gerindra, kembali menekankan pernyataan penting. Dengan nada tegas, ia menjelaskan bahwa Program Indonesia Pintar (PIP) adalah inisiatif yang dicanangkan pemerintah pusat, bukan milik pribadi atau alat politik bagi siapa pun. "PIP adalah bantuan pendidikan untuk siswa dari keluarga kurang mampu atau rentan miskin, program yang digagas pemerintahan Jokowi," ujarnya saat menanggapi keluhan warga di Kecamatan Campalagian.
Hamzah pun mengungkapkan keresahan masyarakat yang mendengar isu bahwa bantuan PIP mereka akan dicabut jika tidak memilih pasangan calon tertentu. "Ini bukan program pribadi, ini program nasional yang diberikan pemerintah untuk masyarakat. Jangan percaya pada isu yang disebarkan oleh pihak-pihak tertentu," lanjutnya.
PIP, tegas Hamzah, adalah jembatan bagi anak-anak bangsa untuk meraih pendidikan. Bantuan ini, katanya, hadir untuk membuka peluang bagi mereka yang kurang beruntung agar tetap bisa melanjutkan sekolah. "Bagaimana bisa cerdas kalau beasiswa yang mereka terima dibatalkan hanya karena tak memilih calon tertentu? Ini bukan milik siapa-siapa, ini milik bangsa," ucapnya, menegaskan bahwa beasiswa tersebut adalah hak masyarakat tanpa ada kaitannya dengan politik.
Keresahan mengenai politisasi PIP juga diutarakan oleh Ketua Persatuan Guru Indonesia (PGRI) Kabupaten Polman, Andi Masri Masdar. Ia dengan tegas menyarankan agar bantuan PIP ditunda sementara selama proses pemilihan kepala daerah berlangsung. "Hal ini akan memberi ketenangan bagi para kepala sekolah dan tenaga pendidik agar tidak terganggu oleh isu politis,” ujar Masri.
Sebagai mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Polman, Masri memahami betul dampak psikologis yang bisa muncul jika bantuan pendidikan ini diselewengkan untuk kepentingan politik. PGRI, kata Masri, merasa perlu untuk melindungi para kepala sekolah dari potensi penyelewengan. "Pemberian PIP sebaiknya dilanjutkan setelah Pilkada, demi menjaga proses pendidikan tetap netral dan berfokus pada anak-anak," tegasnya.
Baca juga: Hindari Kelelahan Petugas, Alasan KPU Batasi Pelipatan Surat Suara Pilkada Mamuju Sampai Jam 4 Sore
Baca juga: Kunci Jawaban Post Test Modul 2 Profil Pelajar Pancasila PMM 2024: Dimensi Beriman
Di tengah riuhnya politik, suara Hamzah dan Masri bergema sebagai pengingat bahwa pendidikan harus tetap berada di atas kepentingan pribadi atau politik. PIP hadir untuk mendukung anak-anak Indonesia, memastikan bahwa mereka memiliki hak belajar tanpa syarat atau tekanan politik. (*)
Hamzah Syamsuddin
Bantuan Program Indonesia Pintar (PIP)
Kartu Indonesia Pintar
Polman
Pilkada Polman
11 Gelandangan dan Pengemis Terjaring Razia di Lampu Merah Polewali Polman |
![]() |
---|
Tim Arkeolog Akan Teliti Bebatuan Diduga Artefak di Limboro Polman, Ada Batu Mirip Manusia |
![]() |
---|
499 ASN di Polman Belum Terima Gaji Sejak Juli 2025, Pemkab Tunggu APBD Perubahan |
![]() |
---|
Warga Lepas Blokade Jalan Usai SMKN Paku Polman Cabut Aturan Bayar untuk Ambil Ijazah |
![]() |
---|
Polisi Datangi Lokasi Penutupan Akses Jalan SMKN Paku Polman, Gegara Biaya Rp150 Ribu Ambil Ijazah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.