Pilkada 2024

Rakor FKDM Sulbar, Bahas Potensi Kerawanan Jelang Pilkada Serentak 2024

Rakor berlangsung di Hotel Berkah Mamuju, Jl Soekarno Hatta, dibuka kepala Plt Kepala Kesbangpol, Herdin Ismail dan dihadiri unsur Forkopimda Sulbar.

Editor: Nurhadi Hasbi
nurhadi/tribun-sulbar.com
Rakor FKDM Sulbar di Hotel Berkah Mamuju, Rabu 28 Agustus 2024 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Rapat koordinasi Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Sulawesi Barat, petakan potensi kerawanan jelang Pilkada Serentak 2024, Selasa (28/8/2024).

Rakor berlangsung di Hotel Berkah Mamuju, Jl Soekarno Hatta, dibuka kepala Plt Kepala Kesbangpol, Herdin Ismail dan dihadiri unsur Forkopimda Sulbar.

Ketua FKDM Sulbar Dr Nur Salim Ismail dan perwakilan Polda Sulbar, panes sebagai pembicara menyampaikan sejumlah potensi kerawanan di Pilkada 2024 yang perlu menjadi atensi semua pihak.

Plt Kepala Kesbangpol Herdin Ismail mengatakan, rakor tersebut penting dan strategis untuk membangun pola dan tindakan sama agar Pilkada berlangsung, jurdil, dan aman dan sukses.

"Pilkada ini kan tidak bisa disukseskan KPU dan Bawaslu semata, tetapi sangat ditentukan berbagai elemen," kata Herdin kepada Tribun-Sulbar.com.

Karena itu, Herdin berharap rakor tersebut dapat melahirkan rekomendasi strategi dalam rangka mendukung suksesnya Pilkada Serentak 2024 di Sulbar.

“Semua harus dimulai dari niat, kemudian dilakukan dengan jalan baik dan Insyaallah hasilnya pasti juga akan baik,” ujarnya.

Salah satu hal yang bisa menjadi ancaman kerawanan Pilkada 2024, kata Herdin, adalah sentimen kedaerahan.

Sehingga, ia berharap tak ada framing kedaerah di Pilkada Serentak 2024.

Herdin mengajak semua pihak mengedepankan kebersamaan.

"Terbentuknya Sulbar merupakan hasil ikhtiar dan kebersamaan para tokoh-tokoh terdahulu kita, sehingga tak boleh ada istilah orang Mamuju dan Polman, kita semua orang Sulbar," imbuh Herdin.

Sementara itu, Ketua FKDM Sulbar Nur Salim Ismail menjelaskan, radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme adalah satu rangkaian yang tidak bisa dipisahkan.

Menurutnya, peran-peran semua pihak harus dimaksimal untuk mengurai persoalan tersebut.

"Kalau orang berpikir radikal maka sistem kehidupannya ekstrim dan perilaku kesehariannya berpotensi intoleran, sehingga kesimpulannya akan menjadi terorisme, peran-peran kita semua dibutuhkan untuk menangkal,” ucap Nur Salim.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved