HIV Majene
Penularan HIV di Majene Melalui Alat Cukur dan Tusuk Gigi? Simak Penjelasan Dinkes Sulbar
kasus HIV di Majene cukup tinggi, namun penting untuk memahami cara penularan yang sebenarnya agar tidak terjadi kesalahpahaman dan ketakutan yang tid
Penulis: Suandi | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), drg. Asran Masdy, menanggapi pesan berantai yang menyebutkan penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Majene melalui alat cukur dan tusuk gigi.
Pesan berantai tersebut beredar luas di berbagai media sosial (medsos) di Sulbar, seperti WhatsApp (WA), Facebook, dan Telegram, membuat warga Sulbar, khususnya di Majene, merasa takut dan resah.
"Assalamualaikum, selamat sore, mohon izin atasan, senior, dan rekan-rekan agar untuk sementara menghindari cukur rambut di wilayah Majene dan sekitarnya, serta jangan menggunakan tusuk gigi di warung atau rumah makan karena diindikasikan penyebaran virus HIV di wilayah Majene berasal dari tusuk gigi dan mesin cukur. Demikian kami sampaikan karena Kabupaten Majene masuk dalam zona merah penyebaran virus HIV. Izin," demikian isi pesan berantai tersebut.
Baca juga: Pengunjung Keluhkan Sampah Berserakan di Pesisir Pantai Babana Mamuju Tengah
Baca juga: Warga Banggae Terganggu Asap Kebakaran TPA Moloku Majene
Menanggapi hal itu, Asran Masdy menjelaskan bahwa penularan HIV terjadi melalui hubungan seksual kelamin, hubungan seksual oral, bahkan hubungan seksual melalui anus.
“HIV juga bisa menular melalui transfusi darah, penggunaan jarum suntik bersama, serta antara ibu dan bayi pada saat hamil, melahirkan, dan menyusui,” ungkapnya kepada wartawan melalui pesan WhatsApp pada Minggu (4/8/2024).
Ia juga mengungkapkan bahwa penularan HIV tidak terjadi pada sejumlah aktivitas yang umumnya ditakutkan oleh masyarakat. Seperti gigitan nyamuk atau serangga, berpelukan, berjabat tangan, batuk, atau bersin.
“HIV juga tidak menular melalui fasilitas umum, seperti toilet dan kolam renang, serta berbagi makanan atau menggunakan alat makan bersama. Semua aman selama tidak ada sarana perpindahan cairan tubuh dan darah,” tuturnya.
Untuk diketahui, kasus HIV di Majene cukup tinggi, namun penting untuk memahami cara penularan yang sebenarnya agar tidak terjadi kesalahpahaman dan ketakutan yang tidak berdasar.
Asran menekankan pentingnya edukasi dan pemahaman yang benar tentang HIV untuk mencegah penyebaran informasi yang menyesatkan. Ia berharap masyarakat bisa lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi.
"Dengan pemahaman yang benar, kita bisa bersama-sama melawan stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV," pungkasnya.(*)
Laporan Reporter Tribun Sulbar Suandi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.