Kebakaran Tapango

Rumah Panggung di Tapango Polman Terbakar Awalnya Pemilik Rumah Nyalakan Gas Hendak Masak Air

Korban luka saat sekarang ini di rawat di RSUD sedangkan korban jiwa Meninggal dunia rencana akan dimakamkan di TPU Desa Tuttula

Editor: Ilham Mulyawan
Polres Polman
kebakaran umah di Dusun Tuttula, Desa Tuttula, Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali mandar (Polman), Sulawesi Barat pada Minggu (28/7/2024). 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Kebakaran rumah panggung di Dusun Tuttula, Desa Tuttula, Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali mandar (Polman), Sulawesi Barat pada Minggu (28/7/2024) pagi tadi membuat kakak beradik A (5) dan MH (2 bulan) tewas.

Kebakaran terjadi sekitar pukul 07.10 WITA.

Penyebab terjadinya kebakaran tersebut masih dalam tahap penyelidikan oleh Sat Reskrim Polres Polman.

Namun dugaan awal kebakaran tersebut terjadi dikarenakan adanya kebocoran pada bagian regulator/selang regulator gas yang memicu ledakan tabung gas tiga kilogram pada saat Jumaali menyalakan kompor.

Korban luka saat sekarang ini di rawat di RSUD sedangkan korban jiwa Meninggal dunia rencana akan dimakamkan di TPU Desa Tuttula pada hari Minggu tanggal 28 Juli 2024 sekitar jam 12.00 wita.

Baca juga: Percikan Api Gas 3 Kg Diduga Pemicu Kebakaran Rumah di Tapango Polman Tewaskan Kakak Beradik

Baca juga: Kronologi Kebakaran di Polman Bermula Ledakan Tabung Gas, 2 Bocah Tewas

Kapolsek Tapango Ipda Rahman mengatakan, awalnya pemilik rumah Jumaali (31) berada di atas rumah panggung miliknya yang terbuat dari kayu, bersama dua orang anaknya yang masih kecil.

Sedangkan istrinya Rahmawati (31) sedang mencuci di samping rumah.

Saat Jumaali hendak membuat kopi, selanjutnya dia menyalakan kompor gas, namun ternyata langsung memicu percikan api dan terjadi ledakan sebanyak satu kali hingga kobaran api melalap rumah panggung tersebut.

Seketika korban mengalami luka melepuh di sekujur tubuhnya dan langsung lari turun dalam keadaan badan luka.

Setelah sampai di bawah rumah, korban ingat bahwa anaknya masih berada di atas rumah.

"Kemudian Jumaali dan istrinya saat itu hendak kembali naik ke atas rumah untuk melakukan pertolongan terhadap kedua anaknya, namun dilarang oleh masyarakat yang berada di lokasi karena kobaran api kian membesar," ujar Rahman.

Dikarenakan kobaran api bertambah besar dan hanya dipadamkan dengan cara manual oleh masyarakat sekitar, sembari menunggu Armada Pemadam Kebakaran tiba di lokasi.

"Adapun kerugian materil yang dialami yaitu sekitar Rp150 juta," pungkasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved