DPMPTSP Sulbar

Sulbar Butuh Industri untuk Kembangkan Potensi Kopi, 90 Persen Dikelolah di Luar Sulbar

Wakil Dekan Fekon Unsulbar, Dr Nurfitriayu Mandasari mengatakan, potensi kopi di Sulbar sangat besar.

Penulis: Suandi | Editor: Munawwarah Ahmad
DPMPTSP Sulbar
DPMPTSP Sulbar dan Fekon Unsulbar yang melaksanakan FGD Peta Potensi Investasi Komoditas Kopi di Sulawesi Barat pada Rabu (18/7/2024). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Sulawesi Barat merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi besar dalam produksi kopi.

Dengan kondisi geografis yang mendukung, seperti tanah yang subur dan iklim yang ideal, daerah ini mampu menghasilkan kopi berkualitas tinggi.

Baca juga: 44 Atlet Perebutkan Hadiah Utama Sepeda Motor Turnamen Nine Ball Billiard

Baca juga: Udara Bersih Modal Mamuju Menjadi Wisata Healing Dunia, Bahtiar: Dijamin Betah Nyaman & Menyenangkan

Hal itu diungkapkan dalam Focus Group Discussion (FGD) Peta Potensi Investasi Komoditas Kopi yang digelar Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulawesi Barat dan Fakultas Ekonomi (Fekon) Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar).

Wakil Dekan Fekon Unsulbar, Dr Nurfitriayu Mandasari mengatakan, potensi kopi di Sulbar sangat besar.

"Berdasarkan hasil kajian kami berdasarkan mandatori, artinya mengikuti SK Menteri Investasi kalau tidak salah dengan nomor 50 tahun 2023 jadi memang ada analisa di situ untuk menentukan ujungnya itu komoditas apa. Salah satu dari empat komoditas unggulan di Sulbar yaitu kopi," ujarnya saat ditemui di Maleo Town Square (Matos) Mamuju pada Jumat (19/7/2024).

Lebih lanjut, dijelaskan daerah penghasil kopi utama di Sulawesi Barat yaitu kabupaten Polewali Mandar dan Mamasa.

"Kalau kita analisis lagi dari sumber, bahan baku, luas lahan dan produksinya dominan di kabupaten Mamasa. Ini sangat potensial karena hasil kajian kami juga menemukan bahwa dari 100 persen produksi kopi itu ternyata yang diolah oleh UMKM eksisting itu hanya 5 persen," sambungnya.

Namun, ia menyayangkan 90 persen hasil produksi kopi di Sulbar dikelola di luar daerah.

Sehingga, kopi Sulbar tidak dikenal.

"Yang mana maknanya itu 90 persen itu tidak dikelola di Sulbar ini, tidak dikelola oleh industri yang ada di Sulbar, lari keluar ke Sulsel atau daerah lain di perbatasan," jelas dia.

Sehingga, Dr Nurfitriayu Mandasari mengungkapkan, perlunya industri.

"Nah, itu sebenarnya hanya satu saja indikator yang menunjukkan bahwa sangat urgen ada industri. Sehingga memang sangat potensial keberadaan industri dengan besarnya produksi dan luas lahan yang kita miliki di Sulbar ini," pungkasnya.

Hal yang sama disampaikan kepada DPMPTSP Sulbar, Habibi Azis.

Kata dia, Mamasa terkenal dengan kopi Arabika yang memiliki cita rasa khas dan kualitas yang tinggi.

"Kopi Arabika ditanam di daerah pegunungan dengan ketinggian yang mendukung," ungkapnya.

Selain itu, ada pula Kopi Robusta yang tumbuh di dataran rendah dan lebih tahan terhadap penyakit.(*)

Laporan Reporter Tribun Sulbar Suandi

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved