Pilkada Polman

Kebutuhan Air Bersih & Penanganan Sampah di Polman 2 Hal Paling Penting untuk Segera Direalisasikan

Dia menjelaskan sebagian warga bermukim di daerah terpencil harus berjalan kaki puluhan kilometer untuk air bersih

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Ilham Mulyawan
Tangkapan layar
Dirga Singkarru saat Podcast bersama 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN- Kandidat calon bupati Polewali Mandar (Polman) Dirga Adhi Putra Singkarru menyebut kebutuhan dasar air bersih untuk warga masih belum terpenuhi, Rabu (10/7/2024) siang.

 

Hal itu ia sampaikan saat hadir dalam acara ngobrol politik di studio Tribun-Timur.com, bertema Bekal Dirga Singkarru Bertarung di Pilkada Polman.

Baca juga: Cerita Dirga Singkarru Calon Bupati Polman, Sapa Pasangan Calon Wakilnya Sebutan Pak Is

Baca juga: Kunci Jawaban Kelas 12 Bahasa Inggris Kurikulum Merdeka Halaman 90: Assesment 1 - 3

 

Dirga bersama Ir Baharuddin Lopa mengawali konsolidasi awal saat kunjungan di masyarakat.

 

Kedua tokoh ini telah mendeklarasikan diri akan maju di Pilkada Polman, November 2024 mendatang.

 

Saat kunjungan di daerah terpencil, Dirga mendapati sebagian warga terbatas dalam memperoleh air bersih.

 

"Ternyata di Polman ini masih ada warga kesulitan memperoleh air bersih, di zaman sekarang ini kekurangan air bersih itu miris," terang Dirga sapaan akrabnya.

 

Dia menjelaskan sebagian warga bermukim di daerah terpencil harus berjalan kaki puluhan kilometer untuk air bersih.

 

Menandu wadah berisi air, lalu dibawa kerumahnya masing-masing untuk kebutuhan harian.

 

Dirga melihat hal ini menjadi contoh kecil yang harus dipenuhi para pemimpin daerah kedepannya.

 

"Masalah kedua mengenai penanganan sampah, sempat menjadi masalah berlarut-larut untuk mendapatkan solusi," ungkapnya.

 

Adik kandung Ratih Megasari Singkarru ini melihat metode penanganan sampah di Polman gunakan cara gali timbung.

 

Menurutnya penanganan sampah harusnya mengunakan metode perencanaan terarah mulai dari pemilihan.

 

Hingga harus menggunakan alat teknologi mesin daur ulang sampah, dapat bernilai ekonomi.

 

"Yang saya pelajari penanganan sampah itu sudah harus pake metode risaicabel atau direusicabel lagi, atau bahkan harus bisa menggunakan mesin teknologi," ungkapnya.

 

Dia menjelaskan metode pembakaran sampah juga dapat dilaksanakan dengan catatan agar tetap ramah lingkungan.

 

Melihat penanganan sampah di negara maju, kata Dirga, sampah dijadikan bahan bakar untuk pembangkit listrik.

 

"Di negara-negara lain sudah mengenalkan pembangkit listrik tenaga sampah, penerapan teknologi itu kita harus ambil contoh dasar," ungkapnya.

 

Dirga mengaku pelajaran dan ilmu pengetahuan ia geluti yakni jurusan tehnik kimia di Malaysia, lalu melanjutkan strata duanya dengan jurusan yang sama di Manchester, Inggris.

 

Berbekal modal ilmu pengetahuan itulah membuat dia gigih akan menyelesaikan masalah sampah di Polman.(*)

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved