Menanam Pohon Sukun

Pj Gubernur Sulbar Tanam Pohon Sukun Bareng Mahasiswa UGM, Cegah Kerusakan Iklim

Salah seorang mahasiswa UGM, Alsa, menilai gerakan itu sangat memberi manfaat, baik untuk lingkungan maupun mencegah kerusakan iklim.

Editor: Nurhadi Hasbi
HUMAS PEMPROV SULBAR
Program menanam pohon terus digalakan oleh Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin, kali ini penanaman dilaksanakan bersama mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) di Desa Lapeo, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polman, Jumat 5 Juli 2-24 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Program menanam pohon terus digalakan oleh Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin, kali ini penanaman dilaksanakan bersama mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM).

Penanaman pohon tersebut berlangsung di Desa Lapeo, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polman.

Salah seorang mahasiswa UGM, Alsa, menilai gerakan itu sangat memberi manfaat, baik untuk lingkungan maupun mencegah kerusakan iklim.

Menurutnya, bukan sekadar merawat lingkungan tetapi mahasiswa UGM menilai, menanam sukun sekaligus menjawab krisis iklim dan ancaman krisis pangan.

Baca juga: Pj Gubernur Sulbar Buka Pelatihan Berbasis Kompetensi Angkatan I 2024 di BLK Mamuju

Mahasiswa UGM yang sedang melaksanakan KKN di Sulbar mengaku menyambut gembira saat diajak Pj Bahtiar ikut menanam pohon di salah satu lahan belakang Masjid Imam Lapeo Sulbar.

"Program menanam pohon Pj Gubernur sudah sangat bagus di tengah ancaman krisis iklim maka dengan menanam pohon, Desa Lapeo dan desa lainnya di Sulbar bisa lebih baik dan lebih maju," kata Alsa.

Alsa bersama rekan rekannya kompak menanam pohon sukun yang disiapkan oleh Pj Bahtiar.

Satu mahasiswa menanam dua pohon sukun secara simbolik.

Mereka menilai ini adalah langkah nyata menyelamatkan ancaman krisis iklim dan bisa menjadi ketahanan pangan.

Senada dengan Alsa, hal yang sama juga dikatakah oleh Arka. Mahasiswa UGM ini juga berterima kasih atas dukungan PJ Gubernur melalui program menanam pohon yang memang menjadi program utama mereka dalam KKN di Polman Sulbar.

"Pohon sukun ini sangat banyak manfaatnya. Bukan hanya kelestarian lingkungan" ujar Arka.

Seperti diketahui buah sukun sangat cocok dijadikan sebagai ketahanan pangan pengganti beras.

Buah sukun dapat ditemukan banyak di beberapa tempat di Indonesia seperti di Kabupaten Bone dan sejumlah daerah lainnya.

Sayangnya buah sukun belum menjadi primadona bagi masyarakat.

Beberapa negara di kawasan Pasifik, seperti Samoa dan Fiji, menjadikan sukun sebagai makanan utama mereka.

Di negara yang ada di Pasifik itu, sukun memiliki nama berbeda, misalkan ulu di Hawai, beta di Vanuatu, uto di Fiji, atau uru di Tahiti.

"Program menanam sukun, mudah-mudahan bermanfaat untuk semua masyarakat yang ada terutama di Sulawesi Barat" harap Arka.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved