Sapi Kurban Jokowi

Peternak di Polman Patok Harga Rp 100 Juta untuk Sapi Limosin Rencana Dibeli Presiden Jokowi

Sapi jenis Limosin seberat 1.135 kilogram (Kg) ini diberi nama Tebo, sudah dua tahun ia pelihara.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Nurhadi Hasbi
Dok Nur Kadar.
Dua ekor sapi milik peternak bernama Riadi terpilih kandidat sapi kurban Jokowi, berada di Desa Kebunsari Kecamatan Wonomulyo, Polman, Rabu (5/6/2024). 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Peternak sapi bernama Riadi warga Kebunsari, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman) mematok harga sapi ternaknya sebesar Rp 100 juta, Rabu (12/6/2024).

Sapi jenis Limosin seberat 1.135 kilogram (Kg) ini diberi nama Tebo, sudah dua tahun ia pelihara.

Bibit unggul sapi itu ia beli di usia dua tahun, dan dipelihara selama dua tahun, kini masuk usia layak kurban.

Masuk dalam daftar empat calon sapi kurban dibeli presiden Republik Indonesia (RI) Jokowi.

Setelah melewati serangkaian seleksi dan pemeriksaan, sapi milik Riadi ini resmi terpilih.

"Iya insyaallah ini sapi akan dibeli, harga patokannya Rp 100 juta, beratnya 1.135 kg," terang Riadi kepada wartawan.

Dia menjelaskan awalnya sudah mempersiapkan khusus sapi itu agar masuk hitungan calon sapi Jokowi.

Pada tahun-tahun sebelumnya, tim presiden Jokowi juga memilih sapi kurban di Wonomulyo.

Sejak saat itu Riadi menyiapkan dua ekor sapi Limosin, diberi perawatan khusus untuk masuk kategori.

"Ada rasa senang dan bangga, sapinya fix akan dibeli presiden, usaha selama ini berhasil," ungkapnya.

Sementara itu Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulbar, Nur Kadar menyampaikan akan mengunjungi sapi milik Riadi ini pada Jumat (13/6/2024) besok.

Nur Kadar menyebut tim kepresidenan dari Jakarta tiba hari ini di Bandara Tampa Padang Mamuju.

"Untuk melihat langsung sapi bernama Tebo ini, tim presiden akan tawar menawar langsung," ungkap Nur Kadar kepada wartawan.

Sebelumnya diberitakan, dua ekor sapi milik peternak bernama Riadi rencananya akan dibeli presiden.

Dua ekor sapi itu diberi nama Tebo, berat sapi capai 1.135 kilogram (Kg), dan Gemoy beratnya 1.109 kg, jenis sapi Limosin.

Harga jual tertinggi untuk satu ekor sapi itu berada dikisaran Rp 100 juta per ekor.

Petugas Kesehatan Hewan dari Puskeswan Polman mengambil sampel dan pemeriksaan fisik terhadap dua sapi ini.

Sebelumnya Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Sulbar menyeleksi empat sapi dari tiap kabupaten.

Hasil seleksi berat, kualitas, hingga kesehatan sapi, terpilih dua ekor dari Desa Kebunsari, Wonomulyo ini.

"Iya sudah ada dua ekor sapi ini, tadi pengambilan sampel untuk selanjutnya dikirim ke BBVT Maros guna pemeriksaan kesehatan," terang Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulbar Nur Kadar kepada wartawan.

Ia menjelaskan dua ekor sapi itu akan kembali dipilih salah satu diantaranya oleh kesekretariatan negara.

Selanjutnya akan dikurbankan dan dagingnya dibagikan ke warga Topoyo, Mamuju Tengah.

Nur Kadar menyebut sapi diberi nama Tebo kandidat terkuat untuk dipilih lantaran lebih besar.

Meski begitu, sampel dua ekor sapi tetam diambil, untuk mengantisipasi jika Tebo memiliki penyakit.

"Kalau sapi Tebo ada sesuatu, jadi ada persiapan cadangan yang sapi Gemoy, kita antisipasi," ungkapnya.

Baca juga: Tebo dan Gemoy Calon Sapi Kurban Presiden Jokowi Asal Peternakan di Polman Berat 1,1 Ton

Sementara itu pemilik sapi bernama Riadi mengaku bangga dan bersyukur atas terpilihnya dua ekor sapi tersebut.

Riadi mengungkapkan adanya perawatan khusus terhadap dua ekor sapi ini selama diternak.

"Pola makannya itu sore setelah dimandikan, diberi ketersediaan makan dari sore sampai pagi," ungkap Riadi kepada wartawan.

Dua ekor sapi milik peternak bernama Riadi terpilih kandidat sapi kurban Jokowi untuk dikurbankan Idul Adha nanti
Dua ekor sapi milik peternak bernama Riadi terpilih kandidat sapi kurban Jokowi untuk dikurbankan Idul Adha nanti (Nur Kadar for Tribun Sulbar)

Riadi menyiapkan pakan sapi mulai sore hari, pakan itu harus habis di pagi harinya, lalu dimandikan.

Kemudian sapi kembali dimandikan sore hari, sebelum diberi makan, pola itu dinilai bagus untuk meningkatkan berat sapi.

Sementara campuran pakan sapi dari batang pisang, rumput, ampas tahu, dega, lalu dicampur air.

"Bibit sapi ini dari desa Galeso, umur dua tahun saya pelihara, sekarang suda empat tahun," lanjutanya.

Dia menambahkan sapi itu diberi nama Tebo dan Gemoy karena ukuran bobotnya cukup besar.

Dipelihara selama dua tahun, umur kedua sapi sudah empat tahun, layak untuk dikurbankan.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved