Polemik Sampah Polman
BEGINI Pemandangan Tumpukan Sampah di Kota Polewali, Sudah 3 Hari Tak Diangkut
Hajir menyebut satu persatu armada ini keluar pergi membuang sampah di lokasi tertentu.
Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Nurhadi Hasbi
TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Beginilah pemandangan lima titik tumpukan sampah di Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) tak diangkut akibat tidak ada tempat pembuangan, Selasa (2/1/2024).
Sejak tiga hari terakhir, aktivitas penimbuan sampah di Kecamatan Matakali, Polman berhenti.
Tumpukan sampah pun mulai menghiasi sejumlah ruas jalan hingga tempat penampungan sementara.
Seperti di jembatan Rea Kelurahan Madatte, Kecamatan Polewali, kemudian penampungan di Jl Budaya.
Sampah juga bertumpuk di depan Stadion S Mengga, Jl Stadion Kelurahan Madatte, Polewali.
Penampungan sampah yang disediakan petugas kebersihan nampak sudah penuh, akibatnya sampah berserakan.
Serta ada lima armada memuat sampah kini hanya terparkir di halaman kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Polman.
"Sudah tiga hari penimbunan di Matakali berhenti, itu sampah tinggal saja di mobil armada pengangkut," terang kepala bidang kebersihan, DLHK Polman, Hajir kepada wartawan.
Dikatakan sebagian sampah yang telah diangkut, kini hanya tersimpan di armada sampah.
Armada ini hanya terparkir di halaman DLHK Polman Jl Kartini, Kelurahan Pekkkabata.
Hajir menyebut satu persatu armada ini keluar pergi membuang sampah di lokasi tertentu.
Namun ia tidak menyebut lokasi atau tempat sementara digunakan menampung sampah.
"Kita terus berupaya untuk mengatasi masalah tumpukan sampah di beberapa titik," lanjutnya.
Ia tidak menampik bahwa selama ini warga di Kelurahan Matakali protes atas penimbunan sampah.
Sebelumnya diberitakan, penimbunan sampah di Kelurahan Matakali, Kecamatan Matakali, Kabupaten Polman, Sulawesi Barat (Sulbar) telah dihentikan tiga hari yang lalu.
Pantauan Tribun-Sulbar.com, Selasa (2/1/2024) tidak ada lagi aktivitas penimbunan sampah di lokasi.
Hanya terdapat satu alat berat yang selama ini digunakan, terparkir di depan lokasi penimbunan.
Aroma bau sampah bercampur bau bekas empang masih terasa meski sudah ditimbun tanah.
Aktivitas penimbunan sampah ini berhenti lantaran lahan kosong luas kurang lebih 300 meter persegi sudah penuh.
Dahulunya bekas empang, kini lahan tersebut sudah rata dengan tanah.
Puluhan ton sampah plastik dari limbah rumah tangga tertimbun rapai di lokasi tersebut.
Sampah berada paling bawah, lalu ditimbun tanah, menggunakan alat berat untuk meratakan.
Cara mengatasi sampah ini dikerjakan oleh Dinas Lingkup Hidup dan Kebersihan (DLHK) Polman.
Usai dalam keadaan darurat lantaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah tidak lagi beroperasi.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.