Kanwil Kemenag Sulbar

Padukan Mapel Umum, Agama dan Moderasi, Kemenag Sulbar Susun Modul Ajar Kurikulum Terintegrasi

Sementara itu, salah satu peserta Rasyidin mengatakan, dampak dari modul ajar terintegrasi terhadap siswa ke depan akan sangat luar biasa.

|
Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun-Sulbar.com/Nurhadi
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat workshop penyusunan modul ajar kurikulum terintegrasi moderasi beragama tingkat Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah di Hotel Grand Putra Mamuju, 24-28 November 2023. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat workshop penyusunan modul ajar kurikulum terintegrasi moderasi beragama tingkat Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.

Kegiatan tersebut berlangsung di Hotel Grand Putra Mamuju dari tanggal 24-28 November 2023 dibuka oleh Kakanwil Kemenag H Syafrudin Baderung dan diikuti para guru mata pelajaran, pengawas, dan kepala madrasah.

"Khususnya mata pelajaran umum. Ini dalam rangka mengintegrasikan mata pelajaran umum dan agama. Misalnya mata pelajaran IPA dan ekonomi dalam setiap pokok bahasannya ada kaitannya dengan agama, khususnya agama Islam," kata Kepala Bidang Madrasah Kanwil Kemenag Sulbar, Dr H Misbahuddin kepada Tribun-Sulbar.com, Senin (27/11/2023) malam.

Dr Misbahuddin mencontohkan mata pelajaran ekonomi bicara tentang pasar, dalam pokok materinya harus dimunculkan dalilnya, misalnya " wa aḥallallāhul-bai'a wa ḥarramar-ribā, fa man jā`ahụ mau'iẓatum mir rabbihī " bawah Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (Al-Baqarah ayat 275).

workshop penyusunan modul ajar kurikulum terintegrasi moderasi beragama tingkat MI, MTs dan MA.
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat, workshop penyusunan modul ajar kurikulum terintegrasi moderasi beragama tingkat Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah di Hotel Grand Putra Mamuju dari tanggal 24-28 November 2023 dibuka oleh Kakanwil Kemenag H Syafrudin Baderung dan diikuti para guru mata pelajaran, pengawas, dan kepala madrasah.

Tak hanya itu, dalam penyusunan modul ajar kurikulum tersebut juga memunculkan dalil tentang moderasi, yakni bermuamalah atau berjual beli dengan orang non muslim hukumnya boleh.

"Jadi ini yang ingin kita capai dari penyusunan modul ajar kurikulum terintegrasi, jika kita bicara pasar, tidak hanya tahu tentang ilmu atau teorinya tapi juga tahu hukum atau dalil agamanya dan konsep moderasinya," terang Misbahuddin.

Dampak adalah, siswa tidak hanya mengetahui bahwa pasar adalah tempat jual beli. Lebih dari itu, mereka tahu tentang hukumnya, termasuk hukum soal jual beli itu mubah atau boleh tapi hukumnya berubah menjadi haram jika yang diperjual belikan adalah barang haram.

"Jika anak-anak kita tidak diajarkan konsep atau dalil ini sejak awal mereka akan bingung," tuturnya.

Lanjut Misbahuddin menjelaskan, dalam kegiatan ini ada 11 mata pelajaran di semua tingkatan madrasah akan disusun modelnya dan modul ajar inilah nanti akan menjadi bahan ajar semua guru terhadap siswa.

"Ada 11 tim, setiap tim ada guru mata pelajaran umum dan ada guru agamanya. Guru mapel umum tugas membahas materi umum, dan guru agama tugasnya mengintegrasikan materi umum dengan agama serta mencari dalil moderasinya," katanya.

Penyerahan modul ajar kurikulum terintegrasi mata pelajaran umum, agama, dan moderasi
Penyerahan modul ajar kurikulum terintegrasi mata pelajaran umum, agama, dan moderasi hasil karya tim pengembangan kurikulum Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Sulawesi Barat, Selasa (28/11/2023)

Ke depan, terang Misbahuddin, kita tidak menginginkan para siswa jika belajar suatu konsep pengetahaun sifatnya parsial, tetapi siswa diharapkan jika belajar suatu konsep perspektifnya luas.

"Contoh lain, jika bicara tentang gerak benda bukan hanya teori fisikanya saja tapi ada dalilnya bahwa segala sesuatunya itu digerakkan oleh Allah. Jadi kita integrasikan, mempertemukan teori umum dan dalil agama, sehingga siswa memiliki perspektif luas," sambungnya.

Harapnya, konsep atau ilmu yang diperoleh siswa bisa diterapkan dalam kehidupan sosial. Apalagi, jika suatu saat yang menjadi seorang pengusaha.

"Besok-besok mereka (siswa) menjadi pengusaha mereka paham bahwa menahan atau menimbun barang yang menjadi hajat kebutuhan hidup masyarakat sampai ada yang kesusahan, itu haram hukumnya. Misalnya saja beras ditahan atau tidak dijual lalu terjadi kemahalan, bahkan menyebabkan orang tidak makan, maka haram hukumnya menahan dan wajib hukumnya dijual, jika ini dipahami semua pengusaha maka tidak akan terjadi kelangkaan bahan pokok," jelasnya.

"Jadi nilai moderasinya adalah kita harus berlaku adil dalam berbisnis, kalau nilai moderasi dalam konsep barat bahwa hukum pasar itu jika permintaan besar kemudian stok barang kecil maka harga naik. Tapi karena kita ada nilai moderasi beragamanya maka kita tidak boleh seperti itu, harus selalu kembali pada asas keadilan," sambungnya.

Jadi, inti yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah mapel umum terintegrasi dengan mapel agama, setiap materi mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa selalu menanamkan nilai-nilai moderasi beragama.

Sementara itu, salah satu peserta Rasyidin mengatakan, dampak dari modul ajar terintegrasi terhadap siswa ke depan akan sangat luar biasa.

Karena, mata pelajaran umum dan agama bisa diajarkan dalam satu ruang pembelajaran.

"Guru mata pelajaran umum bisa mengajar dengan pendekatan agama, dan sebaliknya," ujarnya.

Hal ini kata dia, juga akan lebih efektif membangun karakter pendidikan terhadap siswa di sekolah.

"Karena semua mata pelajaran dapat dikaitkan dengan agama, bukan berdiri sendiri. Ini menjadi program utama menteri agama bagaimana moderasi beragama ini bisa ditanamkan sejak dini melalui pendidikan," tuturnya.

Ia berharap dengan penerapan kurikulum terintegrasi nantinya, para siswa setelah selesai sekolah nantinya tidak hidup denga sikap antipati, tapi menanamkan dalam diri bahwa kita ini satu, meski berbagai macam keyakinan, budaya, dan bahasa.

"Jadi ini yang kita ingin bangun sejak dini terhadap anak-anak kita di sekolah, bagaimana pelajarannya selalu ada irisannya dengan agama dan moderasi," pungkasnya.(*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved