Pilpres 2024

Pantas Kaesang Jadi Ketum PSI, Pengamat Sebut Jokowi Bukan Kader Asli PDIP: Cuma Kendaraan Politik

Pengamat mengungkit sejarah masa lalu Presiden RI Joko widodo (Jokowi) yang dinilai berkaitan dengan putranya, Kaesang Pangarep yang jadi Ketum PSI.

Editor: Via Tribun
Kolase TribunJakarta.com/psi
Kiri: Presiden Jokowi berfoto bersama pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) - Kanan: Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, usai didapuk sebagai Ketua Umum PSI berfoto bersama pengurus dan dewan pembina partainya 

TRIBUN-SULBAR.COM - Pengangkatan putra bungsu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, sebagai Ketua Umum PSI sempat menggegerkan publik.

Bagaimana tidak, sang ayah yang kini menjadi orang nomor satu di Indonesia, menjalani karier politiknya sebagai kader PDIP.

Terkait hal ini, pengamat politik dari Universitas Nasional, Selamat Ginting, mengaku tak terkejut jika melihat latar belakang Jokowi.

Baca juga: Said Abdullah Yakini Kaesang Akan Lewat Pintu PDIP Maju Pilkada Depok

Ginting mengatakan bahwa sejatinya Jokowi bukanlah kader asli PDIP.

Kata dia, Jokowi baru bergabung ke PDIP saat hendak maju di Pilkada Solo lebih dari satu dekade silam.

Ginting menyebut saat itu Jokowi menggunakan PDIP karena membutuhkan kendaraan politik untuk maju pilkada.

"Kita harus pahami juga bahwa Jokowi itu bukan kader PDIP. Dia itu pengusaha mebel yang mau maju untuk Wali Kota Solo dan butuh kendaraan politik," kata Ginting saat dihubungi, Selasa (26/9/2023).

Kaesang Pangarep saat tanya jawab dengan awak media usai resmi ditunjuk sebagai Ketua Umum PSI, Senin (25/9/2023).
Kaesang Pangarep saat tanya jawab dengan awak media usai resmi ditunjuk sebagai Ketua Umum PSI, Senin (25/9/2023). (Elga Hikari Putra/TribunJakarta.com)

Baca juga: Kaesang Sebut Sedang Kampanye Saat Dampingi Presiden Jokowi di Jogja dan Solo

Disampaikan Ginting, lantaran Jawa Tengah merupakan basisnya PDIP, maka Jokowi memutuskan bergabung ke partai berlogo kepala banteng itu.

"Karena Jateng yang kuat PDIP, maka dia pilih PDIP," kata Ginting.

Karenanya, Ginting tak terlalu kaget ketika Jokowi terkesan membiarkan Kaesang menjadi Ketua Umum PSI.

Padahal bila mengacu aturan di PDIP selaku partai Jokowi bernaung yang mengharuskan satu keluarga setiap kader untuk tak berpindah ke partai lain.

"Makanya saya gak kaget kalau dia begitu karena bukan kader asli, dia pengusaha yang menggunakan Parpol," papar Selamat.

Di sisi lain, Ginting juga ragu bahwa PDIP berani memecat Jokowi sebagai kader imbas kelakuan Kaesang.

Hanya saja, Ginting menilai citra Jokowi di mata PDIP kian dingin.

"Jadi kondisi ini akan membuat PDIP itu punya sikap terhadap Jokowi, bahwa loyalitasnya Jokowi nggak 100 persen," kata Ginting.

Selain itu, Jokowi juga dianggap tak mampu mengurus pilihan politik keluarganya.

"Kan bisa dibilang Jokowi tidak bisa mengurus keluarganya secara politik," kata Ginting.

Baca juga: Viral Tiap Penduduk RI Tanggung Utang Negara Rp 28 Juta di Era Jokowi, Kemenkeu Beri Penjelasan

PSI diternak Jokowi

Ginting menilai ditunjuknya Kaesang sebagai ketua umum merupakan keputusan jitu bagi PSI dan Jokowi.

Sebab, diantara mereka memang tengah saling membutuhkan.

"Ada kepentingan sama antara Jokowi dan keluarganya dengan PSI.

Jokowi butuh perahu setelah dia lengser, sementara PSI butuh Jokowi supaya bisa masuk ke Senayan dengan Jokowi efek," kata Ginting.

Ginting menilai Jokowi efek masih cukup besar untuk mengantarkan PSI tembus ke DPR RI pada Pemilu 2024 mendatang.

Indikatornya dari sejumlah survei mengatakan bahwa kepuasan masyarakat terhadap Jokowi masih cukup tinggi.

"Di 2019 PDIP hanya meraih sekitar 20 persen sedangkan Jokowi di Pilpres ada 55 persen.

Maka di luar PDIP itu ada suara-suara lain yang mendukung Jokowi, ini yang akan diambil oleh PSI.

Dengan pola ini peluang PSI untuk lolos ke Senayan besar sekali," kata Ginting.

Dengan ditunjuknya Kaesang sebagai ketua umum, Ginting pun menilai Jokowi sukses menjadikan politik sebagai kendaraan politik untuk keluarganya setelah nanti lengser dari jabatan Presiden RI.

"PSI ini sudah diternak secara politik oleh Jokowi karena anaknya baru dua hari di PSI sudah bisa jadi ketua umum partai," kata Ginting.

Di sisi lain, bagi PSI kini semakin menunjukan bahwa slogan mereka sebagai partai anak muda hanya sekedar slogan semata.

Sebab, dengan keberadaan Kaesang, Ginting menilai yang sesungguhnya mengendalikan PSI adalah Jokowi.

"PSI Kesannya parpol anak muda tapi sesungguhnya hanya casingnya aja karena otaknya adalah orang tua dalam hal ini Jokowi," tuturnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Pengamat Ungkit Sejarah Jokowi Bukan Kader Asli PDIP, Tak Kaget Kaesang Dibiarkan Jadi Ketum PSI

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved