Penolakan Maxim
Alasan Tukang Bentor Polman Tolak Maxim dan Ojek Online, Ancam Turun Demo
Ia mengatakan di Polewali ini tidak cukup ramai, penumpang sepi tidak seperti di kota besar.
Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN- Para tukang becak motor (bentor) di Kabupaten Polewali Mandar (Polman) juga ikut menolak kehadiran Maxim dan Ojek Online (Ojol) yang mulai beroperasi.
Mereka mengancam untuk turun demonstrasi menyampaikan penolakan ke pemerintah daerah.
Bahkan beberapa sopir angkutan umum atau pete-pete mulai menahan driver Maxim saat melintas.
Peristiwa penahanan itu terjadi di Kecamatan Tinambung, perbatasan Polman Majene, Rabu (2/8/2023) kemarin.
Sopir driver online Maxim yang melintas dari arah Majene, menyeberang ke Tinambung lalu dicegat sopir pete-pete.
"Kami juga para tukang bentor siap untuk turun menolak kalau driver online masuk di Polman," ujar salah satu pa'bentor, Sulaiman saat ditemui wartawan.
Ia mengatakan di Polewali ini tidak cukup ramai, penumpang sepi tidak seperti di kota besar.
Sulaiman mengaku dari pagi hingga siang ini, hanya dapat penumpang dua orang saja.
Itupun lanjut dia jaraknya hanya di sekitar Kecamatan Polewali dan sekitarnya.
"Ini saja sudah sangat sepi penumpang, sehari itu syukur kalau kita dapat Rp 50 ribu pak," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Komonitas Bentor Indonesia (KMBI) Polman, Sabri mengatakan sudah banyak mendapat keluhan dari para tukang bentor.
Ia mengaku saat ini pihaknya menuggu kesepakatan dari teman-teman pa bentor lainnya untuk turun aksi penolakan.
"Kita tunggu juga arahan dewan pembina, kalau teman-teman sepakat turun demo, kita turun," ungkap Sabri saat dikonfirmasi terpisah.
Sebelumnya diberitakan, Pengurus Organisasi Angkutan Darat (Organda) Polewali Mandar (Polman) menolak kehadiran driver online Maxim beroperasi di Polman.
Hal itu setelah banyaknya laporan dari para supir angkutan umum atau yang sering disebut sopir pete-pete.
Para sopir pete-pete mengaku khawatir jika driver Maxim mulai beroperasi secara online dapat menjadi pesaing baru.
"Kita khawatir kedepannya mobil pete-pete tergerus, kalah saing, akhirnya hilang, itu dapat menambah pengangguran baru," terang ketua Organda Polman, Kosliman kepada wartawan.
Ia mengatakan beberapa hari terakhir ini ada dua unit driver Maxim yang sempat beroperasi di Polman.
Sementara di Kabupaten Mejene, sudah ada puluhan driver yang mulai beroperasi mengambil penumpang.
Bahkan kata Kosliman, ada beberapa driver Maxim dari Majene yang menyeberang ke Tinambung, Polman.
Membuat para sopir pete-pete di Polman geram dan menghadang driver Maxim di perbatasan Tinambung.
"Tapi kami himbau untuk tidak anarkis, intinya kami menolak belum lagi dia tidak punya izin," lanjut Kosliman.
Ia menyebut driver Maxim tidak memiliki izin di Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Polman.
Sehingga, jajaran pengurus Organda Polman menolak Maxim untuk beroperasi mengambil penumpang.
Koslimin menambahkan kehadiran driver Maxim juga akan berdampak ke para tukang becak motor atau angkutan darat lainnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.