Listrik Masuk Desa

Listrik Masuk Desa, Polman Paling Terang di Sulbar

PLN Mamuju mengalami sejumlah masalah perihal penyebaran listrik masuk desa seperti tumbuhnya pepohonan pada jalur listrik.

Penulis: Zuhaji | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun-Sulbar.com/Samsul Bachri
Karyawan PT PLN ULP Pasangkayu lakukan pengerjaan pengalihan jaringan listrik ke tiang baru di komplek bundaran Tugu Benteng, Tobadak, Mamuju Tengah, Kamis (21/7/2022). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Perusahaan Listrik Negara (PLN) Mamuju mencatat pencapaian rasio elektrifikasi desa di Sulawesi Barat (Sulbar) tahun 2022 sebesar 98,67 persen.

Rasio elektrifikasi merupakan perbandingan jumlah pelanggan rumah tangga yang memiliki sumber penerangan baik dari listrik PLN maupun listrik non-PLN dengan jumlah rumah tangga.

Manager UP3 PLN Mamuju, Manihar Hutajulu mengatakan, pihaknya secara berkelanjutan memantau kemajuan pencapaian rasio elektrifikasi untuk pemerataan akses listrik.

"Artinya tinggal sedikit lagi, desa per listrik kita di Sulbar capai 100 persen," ungkap Manihar, di kantor Tribun-Sulbar.com, Jl RE Martadinata, Kelurahan Simboro, Mamuju, Senin (22/5/2023).

PLN Mamuju mengalami sejumlah masalah perihal penyebaran listrik masuk desa seperti tumbuhnya pepohonan pada jalur listrik.

Menurutnya, ada daerah tertentu yang menganggap pepohonan tidak dapat ditebang begitu saja tanpa ritual khusus.

"Tetapi lebih banyak itu pohon produktif, misal pohon kelapa yang tingginya tidak tanggung-tanggung," jelasnya.

Perlu adanya edukasi masyarakat terhadap pentingnya listrik hingga ke pelosok desa, memangkas pepohonan yang sekiranya dapat menghalangi.

"Jaringan kami yang terendah itu 11 meter, kalau pohon di bawah itu sekitar delapan meter tidak masalah," kata Manihar.

"Beda halnya dengan pohon kelapa yang mencapai 25 meter, mungkin pohonnya tidak tumbang tapi dahannya bisa saja langsung jatuh ke jaringan listrik dengan tegangan 20 Kilo Volt Ampere (kVA) dan membuat semua padam," tambahnya.

Selain itu, akses jalan yang masih sangat sulit juga menjadi alasan tidak terjangkaunya desa pelosok.

"Bagaimana kami bisa masuk, kalau infrastruktur sendiri tidak memadai, kita butuh transportasi baik material tiang dan lainnya," pungkasnya.

Berikut rincian rasio elektrifikasi per desa tahun 2022:

- Pasangkayu: 33.813 (2021) + 815 (2022)
• Kecamatan: 12
• Jumlah desa: 63
• RT PLN: 32.165 (92,89 persen)
• RT Non PLN: 1.963 (5,67 persen)
• LTSHE: -
• Rasio elektrifikasi: 98,56 persen 


- Mamuju: 64.985 (2021) + 3.499 (2022)
• Kecamatan: 11
• Jumlah desa: 101
• RT PLN: 61.000 (89,07 persen)
• RT Non PLN: 6.692 (8,57 persen)
• LTSHE: 803 (1,20 persen)
• Rasio elektrifikasi: 98,84 persen 

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved