Sampah Polman

Tak Ditemui Bupati Polman, Mahasiswa Demo Tutup Jalan Poros Teriakkan Soal Sampah

Massa aksi membentuk lingkaran, menutup bahu jalan, sembari membakar ban bekas.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Fahrun Ramli
Aliansi mahasiswa dan pemuda menutup akses jalan poros Polewali-Wonomulyo, di perempatan Jl Ratulangi, Kelurahan Pekkabata, Polman, Senin (3/4/2023). 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Aliansi mahasiswa dan pemuda di Kabupaten Polewali Mandar (Polman) menutup jalan poros Polewali-Wonomulyo, Senin (3/4/2023).

Tepatnya di perempatan Jl Ratulangi, Jl Andi Depu, dengan Jl Cendrawasih, Kelurahan Pekkabata, Polewali.

Massa aksi membentuk lingkaran, menutup bahu jalan, sembari membakar ban bekas.

Akibatnya, arus lalu lintas terganggu, polisi mengalihkan ke jalan lain untuk melintas.

Massa aksi dari gabungan beberapa organisasi kemahasiswaan dan pemuda membawa lima tuntutan.

Mereka kecewa lantaran tidak ada satupun pejabat yang menemui saat demo di Kantor Bupati Polman.

Bahkan orang nomor satu di Polman, Andi Ibrahim Masdar juga tidak menemui para demonstran.

Massa aksi pun menutup jalan sebagai bentuk kekecewaan dan rencananya bergeser ke kantor DPRD Polman.

"Kepada seluruh pengguna jalan, kami sampaikan bahwasannya dua tahun berlalu, sampah di Polman tak kunjung selesai," ujar jendral lapangan aksi, Sofiyan.

Ia dengan beberapa massa aksi bergantian untuk orasi menyampaikan tuntutan kepada masyarakat.

Mereka membawa lima tuntutan, dari beberapa isu seperti cabut undangan-undang cipta kerja.

Serta menyuarakan beberapa masalah di Polman, soal tumpukan sampah, masalah stunting hingga angka putus sekolah.

Sebelumnya, massa aksi sempat bersitegang dengan aparat personel Satpol PP Polman yang menutup gerbang kantor bupati.

Aksi saling dorong pun tidak terhindarkan, hingga gerbang kantor bupati rusak.

Massa aksi mencoba untuk masuk ke kantor bupati menyampaikan lima tuntutannya.

Namun terhalang oleh personel satpol yang menutup rapat pintu gerbang.

"Berbagai masalah yang kita sampaikan, tapi kita ditutupkan gerbang, soal sampah dua tahun tidak terselesaikan," ujar jendral lapangan aksi, Sofiyan.

Ia mengatakan masalah sampah yang tidak kunjung terselesaikan, penumpukan masih terjadi.

Selain itu masalah stunting juga menjadi persoalan yang belum bisa di tekan oleh pemerintah daerah.

Belum lagi angka putus sekolah di Polman, masih cukup tinggi di beberapa pelosok desa.

"Kami juga menyoroti transparansi anggaran taman mini DPRD Polman," lanjutnya.

Massa aksi yang tidak mampu menerobos pengamanan Satpol PP, akhirnya berpindah lokasi.

Mereka melanjutkan aksinya di Jl poros, depan lapangan mereka Polewali, sembari menutup jalan.

Rencananya mereka juga akan mendatangi kantor DPRD Polman menyoroti taman mini atau taman aspirasi.

Adapun tuntutan para massa aksi : 

1. Cabut Perpu cipta kerja.

2. Tuntaskan persoalan sampah di Polman.

3. Tuntaskan masalah stunting.

4. Tekan angka putus sekolah.

5. Transparansi anggaran taman mini DPRD Polman.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved