Kolom
Hari Ini, Untuk Esok
Secara bahasa taqwa itu artinya menjaga, memagari diri dari hal-hal yang dapat menjatuhkan martabat kemanusiaan.
Dibalik perintah Tuhan sebenarnya ada kenikmatan yang begitu banyak, tapi kebanyakan manusia tidak menyadari hal itu.
Dalam pengamatan manusia terhadap perintah Tuhan, banyak yang tidak menyadari tentang dibalik perintah tersebut, ada balasan Tuhan yang sangat besar terhadap eksistensi manusia dalam menghadapi masa depan yang lebih abadi.
Sebaliknya di balik larangan Tuhan terhadap Adam dan istrinya untuk mendekati pohon terlarang, terkandung hal yang berarti buat manusia dan kemanusiaan, melanggar larangan Tuhan seperti yang dilakukan Adam dan istrinya, pada hakekatnya adalah menjauhkan diri dari Tuhan yang berarti pertolongan Tuhan dan ridha Tuhan akan jauh, artinya bahwa manusia yang melanggar larangan Tuhan, akan mengalami kesusahan.
Semua larangan Tuhan pada hakekatnya bertentangan fitrah atau nilai kemanusiaan.
Perintah dan larangan Tuhan tidak bisa dipisahkan, setiap ada perintah disitu akan disusul oleh larangan Tuhan.
Di sini ada urutan hirarkis dalam ajaran agama, sebagaimana yang dialami Nabi Adam di surga, diawali dengan perintah lewat kata "Uskun", yang artinya tinggallah atau diamilah.
Bahkan secara kebahasaan disini dua kali perintah Tuhan, yang disusul dengan perintah untuk makan atau nikmatilah apa-apa yang ada di surga.
Dalam salah satu perkataan Sahabat Nabi Ibnu Mas'ud dikatakan "Jika kau mendengar ayat 'ya ayyuhalladzina amanu' pasang telingamu! Dalam ayat itu ada perintah atas kebaikan dan larangan atas keburukan".
Perkataan Ibnu Mas'ud ini menjadi kaidah dalam ayat Qur'an terutama berkaitan dengan ayat 'ya ayyuhalladzina amanu'. Dalam kajian para ulama ayat dimulai dengan kalimat ya ayyuhalladzina amanu'berjumlah 89 kali disebutkan dalam Al-Quran.
Kita bisa merenungi ayat-ayat tersebut sebagaimana pesan Ibnu Mas'ud, bahwa di dalam ayat-ayat yang dimulai dengan panggilan kepada orang-orang beriman, itu terkandung perintah dan larangan Tuhan atau perintah untuk bertaqwa kepada Tuhan.
Perintah untuk bertaqwa ada yang secara eksplisit atau disebutkan secara nyata dalam Al-Qur'an maupun secara implisit atau tidak disebutkan dalam Qur'an, tapi berupa kata perintah atau perintah dalam bentuk larangan Tuhan, itulah yang banyak disebutkan oleh Qur'an sesudah kalimat panggilan kepada orang-orang yang beriman.
Sangat tepat perkataan Ibnu Mas'ud bahwa perlu perhatian yang sangat serius ketika kita melewati ayat-ayat panggilan untuk orang-orang yang beriman.
Salah satu ayat yang menyuruh kita untuk memperhatikan diri kita kaitannya dengan masa depan kita, yang diawali dengan perkataan wahai orang-orang yang beriman, ini terdapat dalam surah Al Hasyr yang bunyinya
"Wahai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap diri mempersiapkan untuk hari esok, bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui, apa yang kamu tidak ketahuilah ".
Sangat tepat apa yang disampaikan oleh Ibnu Mas'ud bahwa ayat yang dimulai dengan wahai orang-orang yang beriman itu mengandung perintah dan larangan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.