Liburan di Buntu Kepa' Mamasa, Nikmati Pemandangan Negeri di Atas Awan dengan Madu Trigona  

Jika liburan adalah pilihan menghilangkan kejenuhan berbagai kesibukan kantor dan pekerjaan di rumah, maka jangan  lewatkan liburan di Buntu Kepa.

Penulis: Adriansyah | Editor: Habluddin Hambali
Tribun Sulbar / Semuel
Madu tigona buntu kepa'.(Semuel) 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMASA - Jika liburan adalah pilihan menghilangkan kejenuhan dan rasa bosan dengan berbagai kesibukan kantor dan pekerjaan di rumah, maka jangan  lewatkan liburan di Buntu Kepa'.

Buntu Kepa' berada di Desa Taupe, Kecamatan Mamasa, berjarak kurang lebih 3 Km di sebelah utara Ibu Kota Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.

Sesuai namanya, Buntu Kepa' merupakan sebuah bukit yang menawarkan pemandangan kota Mamasa.

Tepat di bawah kaki Gunung Mambulilling, Buntu Kepa menyajikan pemandangan alam dari semua sisi.

Di atas puncak bukit kurang lebih 1.200 MDPL, tampak jelas pemandangan kota Mamasa seperti dalam sebuah mangkok atau kawah.

Tempat wisata yang satu ini dibuka sejak awal tahun 2022.

Hingga saat ini ribuan pengunjung telah menginjakkan kaki di atas.

Pada awal Desember 2022 lalu, pihak pengelola bekerjasama komunikasi Jelajah Kondosapata menggelar kegiatan kemilau desember.

Kegiatan itu merupakan ajang promosi wisata.

Pelataran puncak Buntu Kepa' dihiasi kerlap-kerlip lampu bernuansa natal.

Di sekitarnya disediakan lapak sebagai tempat usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Ada jajanan tradisional yang disediakan seperti pisang goreng, ubi goreng dan sarabba atau wedang jahe khas Mamasa.

Selain menikmati jajanan tradisional di malam hari, pengunjung juga bisa merasakan sensasi madu trigona sambil menikmati pemandangan hamparan embun pagi bak negeri di atas awan.

Di Buntu Kepa', pengelola menyediakan tenda bagi pengunjung yang ingin camping menanti sunrise dan lautan embun pagi.

"Di sini pengunjung bisa menikmati segala keindahan alam, di sore hari ada sunset, pagi hari sunrise dan lautan embun pagi," kata Yohanis, paniti penyelenggara kemilau desember.

"Pengunjung juga bisa merasakan madu asli dari hutan Mamasa, yakni madu trigona," sambung Yohanis.

Yohanis menuturkan, madu trigona merupakan brand desa wisata Taupe.

Madu trigona diolah pihak pemuda desa dengan cara modern tanpa sentuhan tangan atau diperas.

"Madu trigona disedot dengan alat modern dan tidak lagi disentuh oleh tangan, sehingga dijamin higienis," tuturnya.

Sebagian orang menyebut bahwa Buntu Kepa' adalah candu.

Ketika sudah menginjakkan kaki di puncak Buntu Kepa', maka pengunjung tidak pernah merasa bosan untuk kembali menikmatinya.

"Hampir setiap hari saya ke sini hanya untuk menikmati pemandangan alam. Kopi hangat dan madu trigona sangat cocok dinikmati sambil menyaksikan lautan embun pagi," kata Benyamin, pemerhati pariwisata.

Sayangnya, objek wisata ini belum dilirik pemerintah daerah, sehingga masih dikelola dengan cara swadaya masyarakat.

Kendati begitu, jangan khawatir soal fasilitas, pengelola sudah menyediakan beberapa gazebo dan MCK.

Bagi wisatawan yang ingin berkunjung, jangan takut soal biaya.

Pengunjung bisa menikmati maha karya ciptaan Tuhan hanya dengan membayar tarif masuk sebesar Rp. 5.000 per orang.

Bagi yang ingin camping, jika bawa tenda sendiri, pengelola hanya memungut tarif Rp. 25 ribu per tenda.

Bagi pengunjung yang ingin camping namun tak miliki tenda, pengelola menyiapkan tenda.

Pengunjung hanya membayar Rp. 70 ribu per tenda untuk kapasitas lima orang.

Untuk harga madu, pemilik mematok Rp. 70 ribu untuk botol besar dan Rp.15 ribu ukuran kecil. 

Soal akses jalan, pengunjung tak perlu khawatir, objek wisata ini dapat diakses menggunakan sepeda motor dan mobil.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com/Semuel Mesakaraeng

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved