Berita Polman

Sampah Busuk Berserakan di Jalan Kota Polewali, Sudah Sepekan Tak Diangkut

Tidak hanya jorok, sampah plastik dan limbah rumah tangga itu menumpuk mengeluarkan bau busuk.

Penulis: Hamsah Sabir | Editor: Nurhadi Hasbi
Kamaruddin/Tribun-Sulbar.com
Sampah menumpuk dan berserakan di atas trotoar jalan Hos Cokroaminoto Kelurahan Manding, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polman, Senin, (7/11/2022) 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Persoalan sampah masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Kabupaten Polewali Mandar (Polman).

Pasca penutupan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Binuang, kini sampah berceceran dimana-mana.

Termasuk dalam Kota Polewali Mandar.

Pemandangan ini terlihat di beberapa titik jalan.

Seperti terlihat di Jl Hos Cokroaminoto, Kelurahan Manding, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polman sampah menumpuk di atas trotoar jalan, Senin, (7/11/2022).

Tidak hanya jorok, sampah plastik dan limbah rumah tangga itu menumpuk mengeluarkan bau busuk.

Pemandangan yang sama juga terlihat di Jl Agus Salim, Kelurahan Manding Kecamatan Polewali Kabupaten Polman.

Setidaknya ada dua titik tumpukan sampah di atas trotoar Jl Agus Salim.

Seorang warga Kelurahan Manding, Rahman mengatakan tumpukan sampah tersebut sudah terlihat sejak sepekan terakhir.

"Sudah ada satu minggu ini sampah belum di angkut tidak tau kenapa belum diangkut" ucap Rahman kepada Tribun-Sulbar.com.

Dikatakan, pemerintah Kabupaten Polman saat ini lebih baik fokus menyelesaikan problem sampah yang sudah lama tidak teratasi.

Sebagai informasi, tempat pembuangan sampah di Kelurahan Amassangan, Kecamatan Binuang juga ditolak warga.

Salah satu warga Kelurahan Amassangan, Machmud Mas'ur mengatakan pembuangan sampah di Kelurahan Amassangan berpotensi mencemari lingkungan.

Tempat tersebut tepat berada di belakang Puskesmas Binuang dan disamping pasar Binuang.

"Itu bisa mencemari lingkungan karena berada di samping pasar dan dekat dengan tambak dan merusak ekosistem mangrove" ucapnya kepada Tribun, Senin, (24/10/2022)

Terdapat banyak pohon mangrove dan hanya berjarak sekitar 100 meter dari laut.

Pemerintah Kelurahan Amassangan menyebut tempat tersebut ditimbun sampah karena permintaan masyarakat untuk dibuatkan lapangan sepakbola.

Sampah yang dibuang disana kemudian ditimbun dengan tanah.

Setidaknya ada dua alat berat jenis eskapator setiap hari beroperasi untuk menimbun sampah. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved