Gempa Majene

Kecewa! Penyintas Gempa Dirikan Tenda dan Bakar Ubi di Halaman Kantor Bupati Majene

Berbeda dengan biasanya, mereka hanya mendirikan tenda di halaman kantor orang nomor satu di Kabupaten Majene, tanpa berorasi.

Penulis: Hasan Basri | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Hasan Basri
Puluhan Mahasiswa yang mengatasnamakan Forum Pemerhati Masyarakat Penyintas Gempa 2021 menggelar aksi di depan kantor Bupati Majene, Senin (26/9/2022). 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Puluhan Mahasiswa mengatasnamakan forum pemerhati masyarakat penyintas gempa 2021 menggelar aksi di depan kantor Bupati Majene, Jl Gatot Subroto, Pangali-Ali, Kec. Banggae, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Senin (26/9/2022).

Berbeda dengan biasanya, mereka hanya mendirikan tenda di halaman kantor orang nomor satu di Kabupaten Majene, tanpa berorasi.

Aksi ini sebagai bentuk protes dan kekecewaan terhadap pemerintah atas penanganan penyintas gempa di Majene setahun lalu.

Dari pantauan tribun, sedikitnya tiga tenda terpal didirikan di halaman kantor Bupati.

Tidak hanya itu, peserta aksi juga nampa membawa Ubi kayu yang kemudian dibakar di halaman kantor tersebut.

Sejumlah poster baik berukuran kecil maupun besar juga dipasang dan ditempel di pelataran halaman Kantor Bupati Majene.

Poster berisi tuntutan dan kritik terhadap pemerintah kabupaten maupun anggota dewan.

Salah satu isi poster atau spanduk berbunyi Menyingkir Penyintas Gempa Sulbar.

Ada juga poster bertuliskan satu tahun sembilan bulan di pengungsian, pustu kosong penyintas sakit berobat dimana.

Aksi ini dipimpin langsung Muh Fachri Siswanto selalu koordinator lapangan Forum Masyarakat Penyintas Gempa 2021.

Adapun tuntutan peserta aksi, pertama mendesak pemerintah segera menyalurkan dana stimulan bantuan hunian kepada penyintas gempa di desa desa Kecamatan Malunda yang sama sekali belum menerima bantuan hunian.

Meminta pemerintah untuk memberikan penanganan serius dan prioritas bagi penyintas gempa di Dusun Aholeang dan Rui Desa Mekkatta.

Kemudian meminta agar ada pemeriksaan kesehatan kepada warga minimal satu kali dalam sebulan.

Mendesak agar pemerintah mengaktifkan puskesmas pembantu yang ada di Desa Mekkatta.

Mereka juga menuntut agar pemerintah memperjelas dan memperbaiki mekanisme pembayaran listrik di pengungsian Aholeang dan Rui.

Perbaiki pekerjaan 25 hunian tetap yang sementara dikerjakan di pengungsian Aholeang dan Rui.

Pembuktian MOU dan masa kontrak, gambar, serta RAB huntap. Perbaiki.

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved