Stunting Sulbar
Prof Husain Syam Sebut Pemerintah Gagal Turunkan Angka Stunting di Sulbar
Pemerintah pusat sudah menganggarkan sebesar Rp 27 miliar untuk penanganan stunting di Sulbar.
Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Rektor UNM Prof Husain Syam menilai pemerintah gagal menurunkan angka stunting dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sulbar.
Karena sampai saat ini angka stunting masih berada diurutan kedua tertinggi setelah Nusa Tenggara Barat (NTB).
Padahal, pemerintah pusat sudah menganggarkan sebesar Rp 27 miliar untuk penanganan stunting di Sulbar.
Begitupun, IPM Sulbar sebesar 66,36 poin pada 2021 atau naik 0,25 poin dari tahun sebelumnya yang sebesar 66,11 poin.
"Stunting ini ada tiga perlu diperbaiki seperti pendidikan, kesehatan dan intervensinya mengurangi angka pernikahan dini," kata PHS (sapaan), saat ditemui di Warkop Kita Simbuang, Kecamatan Simboro, Mamuju, Sulbar, Senin (18/4/2022) malam.
Namun, ini tidak ada keseriusan memperkuat tiga sektor tersebut.
Sehingga, angka stunting dan IPM tidak bisa diatasi secara signifikan.
"Seandainya sektor ini betul-betul dikuatkan maka dengan sendirinya angka stunting dan IPM itu akan menurun," ungkap PHS.
Paling utama, kata PHS sektor pendidikan mesti menjadi fokus utama yang perlu diseriusi.
Karena stunting dan IPM bisa naik atau turun itu ada sektor pendidikan.
"Jadi jika ini diseriusi maka akan menurun dengan sendirinya itu,"tandasnya.
Data Dana APBN 2022 Penanganan Stunting
- DAK Fisik
1. Majene Rp 1.045.554.000
2. Mamuju Rp 1.004.184.000
3. Polewali Mandar Rp 1.816.266.000
4. Mamasa Rp 941.595.000
5. Pasangkayu Rp 1.020.445.000
6. Mamuju Tengah Rp 1.412.392.000
Jumlah : Rp 7.240.436.000
- Dana Non Fisik
1. Majene Rp 2.835.883.000
2. Mamuju Rp 3.553.630.000
3. Polewali Mandar Rp 5.592.031.000
4. Mamasa Rp 3.829.265.000
5. Pasangkayu Rp 3.0000.998.000
6. Mamuju Tengah Rp 1.885.293.000
Jumlah : Rp 20.697.100.000.(*)