Harga BBM Pertamax Naik, Jokowi: Tak Mungkin Tak Dinaikkan, Sindir Menterinya Tak Empati
Harga BBM Pertamax mengalami kenaikan harga. Jokowi menyebut tidak mungkin tak dinaikkan. Ia bahkan sindir menterinya yang tak miliki sense of crisis.
Penulis: Suandi | Editor: Hasrul Rusdi
TRIBUN-SULBAR.COM - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan mustahil apabila pemerintah tak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Kenaikan harga BBM ini dipicu karena adanya gejolak perekonomian global. Dimana semua hampir semua negara mengalami lonjakan inflasi.
Imbas adanya inflasi yang terjadi, dunia mengalami krisis dan situasi yang begitu sulit.
Amerika Serikat misalnya, negara adidaya tersebut saat ini angka inflasinya sudah menyentuh 7,9. Padahal biasanya inflasinya di bawah satu persen.
Di kawasan Uni Eropa juga, inflasi yang biasanya berada di level satu persen. Saat ini, sudah menyentuh angka 7,5 persen.

Baca juga: Harga Pertamax Naik Hingga Rp 13.000, Luhut Klaim: Indonesia Paling Lambat Naikkan Harga BBM
Baca juga: Imbas Harga Minyak Mentah Indonesia yang Tembus 114 Dollar AS, Pertamax Naik Jadi Rp 12.500
Adapun di negara Turki angka inflasi bahkan telah mencapai angka hingga 54 persen.
Oleh sebab itu, Jokowi menyampaikan jika pemerintah terpaksa harus menaikkan harga BBM.
"Ini angka-angka seperti ini akan membawa kita yang saya kira sudah kita tahan-tahan agar tidak terjadi kenaikan, tetapi saya kira situasinya memang tidak memungkinkan," ucap Jokowi saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara yang ditayangkan melalui YouTube Sekretariat Presiden.
Dirinya meminta kepada semua menterinya untuk terus waspada. Terlebih lagi, jika menyangkut soal harga gas dan pangan.
Ia juga meminta kepada menterinya untuk terus berkonsolidasi agar tidak keliru dalam mengambil sebuah kebijakan.
Selain itu, Jokowi juga meminta kepada menterinya untuk sensitif dan memiliki senses of crisis.
Memgingat, imbas naiknya harga BBM menjadikan masyarakat semakin dibelenggu dengan kesulitan.
Para menteri diminta untuk memberikan penjelasan ke rakyat mengapa harga sejumlah komoditas harus naik.
"Jangan sampai kita ini seperti biasanya dan tidak dianggap oleh masyarakat enggak melakukan apa-apa, tidak ada statement tidak ada komunikasi."
"Sekali lagi, merumuskan kebijakan yang tepat, melakukan langkah-langkah dan kepemimpinan yang tepat di lapangan dan memberikan sekali lagi pernyataan yang sangat berempati kepada rakyat," ungkapnya.
Seperti yang diwartakan sebelumnya, PT Pertamina secara resmi telah menaikkan harga BBM jenis Pertamax menjadi Rp 12.500 - Rp 13.000 per liter.
Kenaikan tersebut secara resmi telah diberlakukan di 34 Provinsi yang ada di Indonesia dan berlalu mulai 1 April 2022 mulai pukul 00.00 waktu setempat.
Sementara itu, untuk BBM subsidi seperti Pertalite tidak mengalami perubahan harga atau ditetapkan stabil di harga Rp 7.650 per liter.
Adapun porsi konsumsi BBM subsidi mencapai 83 persen, sedangkan porsi konsumsi Pertamax sebesar 14 persen.
(Tribun-Sulbar.com/Al Fandy Kurniawan)