Harga BBM Pertamax Naik, Jokowi: Tak Mungkin Tak Dinaikkan, Sindir Menterinya Tak Empati

Harga BBM Pertamax mengalami kenaikan harga. Jokowi menyebut tidak mungkin tak dinaikkan. Ia bahkan sindir menterinya yang tak miliki sense of crisis.

Penulis: Suandi | Editor: Hasrul Rusdi
Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers di kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Rabu (23/3/2022). Tahun ini, umat muslim dapat menjalankan ibadah shalat Tarawih di masjid. Selain itu, mudik lebaran diperbolehkan dengan syarat tertentu. 

TRIBUN-SULBAR.COM - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan mustahil apabila pemerintah tak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Kenaikan harga BBM ini dipicu karena adanya gejolak perekonomian global. Dimana semua hampir semua negara mengalami lonjakan inflasi.

Imbas adanya inflasi yang terjadi, dunia mengalami krisis dan situasi yang begitu sulit.

Amerika Serikat misalnya, negara adidaya tersebut saat ini angka inflasinya sudah menyentuh 7,9. Padahal biasanya inflasinya di bawah satu persen.

Di kawasan Uni Eropa juga, inflasi yang biasanya berada di level satu persen. Saat ini, sudah menyentuh angka 7,5 persen.

Ilustrasi - PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga untuk Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite mulai kemarin (12/2/2022).
Ilustrasi - PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga untuk Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite mulai kemarin (12/2/2022). (dok. BPH Migas)

Baca juga: Harga Pertamax Naik Hingga Rp 13.000, Luhut Klaim: Indonesia Paling Lambat Naikkan Harga BBM

Baca juga: Imbas Harga Minyak Mentah Indonesia yang Tembus 114 Dollar AS, Pertamax Naik Jadi Rp 12.500

Adapun di negara Turki angka inflasi bahkan telah mencapai angka hingga 54 persen.

Oleh sebab itu, Jokowi menyampaikan jika pemerintah terpaksa harus menaikkan harga BBM.

"Ini angka-angka seperti ini akan membawa kita yang saya kira sudah kita tahan-tahan agar tidak terjadi kenaikan, tetapi saya kira situasinya memang tidak memungkinkan," ucap Jokowi saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara yang ditayangkan melalui YouTube Sekretariat Presiden.

Dirinya meminta kepada semua menterinya untuk terus waspada. Terlebih lagi, jika menyangkut soal harga gas dan pangan.

Ia juga meminta kepada menterinya untuk terus berkonsolidasi agar tidak keliru dalam mengambil sebuah kebijakan.

Selain itu, Jokowi juga meminta kepada menterinya untuk sensitif dan memiliki senses of crisis.

Memgingat, imbas naiknya harga BBM menjadikan masyarakat semakin dibelenggu dengan kesulitan.

Para menteri diminta untuk memberikan penjelasan ke rakyat mengapa harga sejumlah komoditas harus naik.

"Jangan sampai kita ini seperti biasanya dan tidak dianggap oleh masyarakat enggak melakukan apa-apa, tidak ada statement tidak ada komunikasi."

"Sekali lagi, merumuskan kebijakan yang tepat, melakukan langkah-langkah dan kepemimpinan yang tepat di lapangan dan memberikan sekali lagi pernyataan yang sangat berempati kepada rakyat," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved