BKKBN Sulawesi Barat
BKKBN Sebut 3 Fasilitas Desa Kurang Memadai Penyebab Tingginya Angka Stunting Sulbar
Menurutnya penyebab tingginya angka stunting disebabkan oleh kurangnya fasilitas yang memadai di pelosok desa.
Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Nurhadi Hasbi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU-Sekretaris Utama BKKBN pusat, Tavip Agus Rayanto, mengungkap penyebab tingginya angka stunting di Sulawesi Barat (Sulbar).
Menurutnya penyebab tingginya angka stunting disebabkan oleh kurangnya fasilitas yang memadai di pelosok desa.
Fasilitas yang memadai tersebut seperti sumber air minum yang bersih, jambang yang layak dan rumah layak huni.
Ketiga fasilitas tersebut menjadi infrastruktur di masyarakat desa yang harus dipenuhi dan layak pakai.
Agar dapat mencegah dan mengatasi kasus peningkatan stunting di masyarakat desa.
"Dari datanya saya ambil sampel di Mamasa, fasilitas infrastruktur desa masih jauh dari kata layak," terang Tavip Agus Rayanto, saat konferensi pers, di Baalroom Grand Hotel Maleo Mamuju, Jumat (18/3/2022).
Dipaparkan, data di kabupaten Mamasan sendiri sumber air bersih masih sangat rendah 44,81 persen.
Untuk jambang yang tidak layak angkanya masih 37 persen, serta rumah yang tidak layak 80 persen.
"Besaran tiga infrasturktur desa tersebut, dapat mencegah pertambahnya stunting jika dipenuhi," lanjutnya.
Sehingga ia mendorong lewat program utama bernama Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI).
Untuk dapat mengatasi pencegahan penambahan kasus stunting di pelosok desa.
Sasaran dari program tersebut yakni membenahi infrastruktur desa yang menjadi penyebab kasus stunting.
Selain pembenahan program RAN PASTI akan menyasar pendampingan dan edukasi terhadap masyarakat.
Seperti pendampingan untuk kesehatan bagi ibu dan anak, konseling gizi, air bersih dan sanitasi.
Serta perlindungan sosial, pendidikan melalui PAUD, dan pengasuhan anak di keluarga.