Tenun Sekomandi
Mengenal 11 Motif Tenun Sekomandi & Filosopinya, Pakai Bahan Alami Seperti Lumpur
Sekomandi berasal dari dua kata yakni "SEKO" berarti persaudaraan atau kekeluargaan, sedangkan "MANDI" yang berarti kuat atau erat.
Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Lokal bercerita dan aku lokal aku bangga.
Mengenal 11 motif Sekomandi asal Kecamatan Kalumpang dan Bonehau Kabupaten Mamuju, Sulbar yang memiliki filosopi setiap motif.
Sekomandi berasal dari dua kata yakni "SEKO" berarti persaudaraan atau kekeluargaan, sedangkan "MANDI" yang berarti kuat atau erat.
Sehingga, Sekomandi dapat dimaknai ikatan persaudaraan atau kekeluargaan yang kuat dan erat.
Proses pembuatan Sekomandi sendiri membutuhkan proses waktu yang lama.
Selembar kain tenun bisa memakan waktu produksi berbulan-bulan, bahkan ada sampai bertahun-tahun tergantung ukurannya.
Mulai pemintalan benang, pewarnaan, pengikatan benang, hingga proses penenunan.
Pemilik Rumah Tenun Sekomandi Christina Salamangi mengatakan tenun Sekomandi asli semua pewarnaan menggunakan bahan alam.
Mulai Cabai, akar pohon, kemiri, lengkuas, kulit kayu, kemiri hingga lumpur.
"Tenun Sekomandi kini sudah berbagai macam produksinya, ada dibuat kain gordeng, kain penutup bosara, baju, tas, salempang dan berbagai jenis lainnya," kata Ibu Christina saat ditemui di rumahnya di BTN Bukit Dayang, Mamuju, Sulbar, Sabtu (11/3/2022) kemarin.
Anak salah satu tokoh adat Kalumpang ini juga mengungkapkan hasil produksinya bermacam-macam harganya.
Sementara, motif Sambo Tanete ukuran 12 meter mencapai harga Rp 12 juta.
"Kita jual bukan hanya di Sulbar, di luar Sulbar juga dan kita sediakan media sosial Rumah Tenun Sekomandi. Sempat juga kemarin di Bali laku sampai Rp 50 juta," bebernya.
Adapun, 11 motif Sekomandi beserta maknanya diantaranya:
1. Motif Baba Deata(Ulu Karua Barinni)