Isoman Tak Berlaku di Rumah, Pemerintah Inggris Hapus Semua Aturan Pembatasan
Pemerintah Inggris berdamai dengan virus corona, tak ada lagi aturan pembatasan dan isolasi mandiri.
Penulis: Suandi | Editor: Ilham Mulyawan
TRIBUN-SULBAR.COM - Inggris tak lagi mewajibkan masyarakatnya yang terkonfirmasi positif Covid 19 untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
Boris Jhonson, Perdana Menteri Inggris bahkan juga telah menghapus seluruh aturan yang berkaitan dengan pembatasan Covid 19.
Langkah tersebut diambil pemerintah negara Inggris sebagai strategi dari kebijakan baru "hidup berdampingan dengan Covid 19".
Dikutip dari BBC pada Senin (28/2/2022), setiap yang terindikasi positif virus corona di Inggris sudah tak lagi diwajibkan secara hukum untuk melakukan isolasi mandiri (isoman).
Walau begitu, orang yang terindikasi positif virus corona tetap disarankan untuk melakukan isolasi mandiri saat terkena Covid 19.

Baca juga: Edaran Menpan RB: Daerah Berstatus PPKM Level 1, ASN Wajib WFO 100 Persen
Baca juga: Omicron Terdeteksi Masuk ke Indonesia, Wisma Atlet Diisolasi 7 Hari
Berikut ini adalah rincian lebih lanjut terkait dengan aturan tersebut:
- Mereka yang positif Covid 19 disarankan tetap isolasi di rumah dan menghindari kontak dengan orang lain setidaknya dalam lima hari.
- Pembayaran dukungan isoman sebesar 500 euro, atau setara Rp 8,02 juta bagi mereka yang berpenghasilan rendah telah dihentikan.
- Pelacakan kontak rutin telah diakhiri. Mereka yang kontak dengan seseorang yang positif Covid 19 tidak lagi diminta untuk melakukan isolasi atau tes harian.
- Para pekerja tidak lagi diwajibkan untuk memberi tahu atasannya bahwa mereka perlu melakukan isolasi mandiri.
- Penutup wajah tidak wajib dikenakan di sejumlah moda transportasi di London, seperti kereta bawah tanah, dan bus. Meski demikian, penumpang tetap dianjurkan untuk menggunakannya.
Per 1 April 2022 mulai diberlakukan aturan:
- Tes PCR dan tes Covid lainnya tidak lagi gratis bagi sebagian besar penduduk.
- Paspor Covid 19 tidak lagi direkomendasikan, kecuali untuk perjalanan internasional.
- Para pengusaha di Inggris tidak lagi harus mempertimbangkan Covid 19 sebagai risiko yang membuat mereka mencari cara untuk menjaga keselamatan karyawannya.